Menilik Gedung Shelter Tsunami di Padeglang yang Terbengkalai Akibat Kasus Korupsi

  • 5 tahun yang lalu
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid

TRIBUN-VIDEO.COM - Sebuah bangunan tiga lantai dengan cat berwarna krem mendominasi, berdiri paling menjulang diantara gedung-gedung lainnya di Jalan Raya Jenderal Sudirman, Kecamatan Labuan, Padeglang, Banten.

Bangunan yang awal nya itu merupakan Terminal Labuan kini kemudian berubah fungsi menjadi shelter bencana tsunami di kawasan Labuan.

Kini bangunan seluas 2.456 mater persegi itu saat di kunjungi tim Tribunnews.com pada Kamis (27/12/2018) tampak tak terurus.

Begitu sampai di bagian depan banguan, terdapat sebuah papan informasi yang bertuliskan "Tanah Ini Milik Pemda Kebupaten padeglang", bergeser sedikit kesampingnya terdapat papan yang bertuliskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten.

Memasuki bagian dalam shelter, kita akan langsung di sambut dengan area parkir kendaraan, area parkir motor dan mobil pun terpisah.

Namun di area parkir ini kini justru digunakan untuk memarkiran gerobak dagangan.

Ada pula angkutan umum yang terparkir disana.

Naik ke lantai dua bangunan, kita dapat menggunakan anak tangga yang ada disisi kanan bangunan.

Sementara saat menaiki anak tangga, terbilang licin dan banyak genangan air di beberapa titik.

Kondisi anak tangga yang terbuat dari keramik pun banyak ditemui dalam keadaan rusak.

Sampai di lantai dua, yang terlihat hanya ruang kosong serta coretan dari tangan jahil yang ada dimana-mana.

Di sudut ruangan, terdapat dua buah kamar mandi, pun dengan kondisi tak terawat, kotor, dan aroma bau pesing mendominasi.

Sampah yang berserakan memperparah kesan kotor dan tak terawat dari bangunan yang mulai dikerjakan tahun 2014 ini.

Dilantai tiga atau paling atas, akan terlihat ruang kosong tanpa atap.

Hanya terlihat lampu-lampu dengan sistem tenaga surya terpasang dipinggir tembok.

Dilantai teratas ini pula kita dapat melihat idahnya Teluk Labuan dengan jelas.

Dedek Jainali (12) seorang anak yang biasa bermain di shelter tsunami saat ditemui tribunnews.commenguungkapkan bila dirinya bersama teman-teman sepantarannya sering memanfaatkan gedung ini untuk bermain.

"Sering saya sering main disini, hampir tiap hari, main bola juga bisa disini luar banget," ucap Dedek.

Tak hanya itu Dedek mengungkapkan saat tsunami menerjang pesisi pantai Banten, banyak warga sekitar Labuan yang mengungsi ke shelter tsunami ini.

"Banyak banget yang lari kesini, termasuk saya ngungsi kesini, gelap-gelapan udah ngumpul disini semua," ucap Dedek.

Dianjurkan