Angsle, Salah Satu Jenis Wedang atau Minuman Hangat Khas Malang
- 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Angsle adalah salah satu jenis wedang atau minuman hangat khas Malang yang sering dijual bersama Wedang Ronde.
Angsle juga disebut merupakan minuman khas dari Jawa Timur.
Angsle sebenarnya mirip dengan Wedang Ronde atau Sekoteng dari Jawa tengah atau Yogyakarta.
Bahkan ada yang menyebut Angsle sebagai Wedang Ronde khas Malang, sering juga disebut dengan kolak khas kota Apel (Batu, Malang).
Disebut demikian karena tampilannya menyerupai kolak kacang hijau atau bubur Madura.
Dengan adanya kacang hijau dan santan juga membuat tampilannya condong ke kolak.
Selain khas dengan kacang hijau, Angsle khas Malang ini juga memakai beras ketan putih sebagai bahan utamanya dengan tambahan potongan roti.
Angsle juga menggunakan biji delima atau sagu mutiara merah yang menjadikannya menjadi lebih berwarna.
Penjual Angsle biasanya menjajakan dagangannya dengan gerobak dorong kemudian membunyikan suara tik tik tik atau tok tok tok sebagai tanda penjual Angsle.
Biasanya penjual Angsle menjual jajanannya di waktu malam hari dan ketika cuaca sedang dingin.
Selain penjual keliling, sudah banyak waring-warung yang menjual Angsle di Malang.
Saat ini Angsle hanya ada di daerah Malang dan sekitarnya, belum tersebar ke daerah-daerah lain di Indonesia.
Asal-Usul
Asal usul Angsle tidak diketahui, namun banyak pendapat yang mengatakan bahwa Angsle adalah hasil metamorfosa dari Wedang Ronde.
Ronde sendiri merupaka jenis minuman yang aslinya dibawa oleh kaum Tionghoa yang masuk Hindia Belanda.
Di Tiongkok sendiri, ronde sudah ada sejak Dinasti Han (Hanzi, 202 SM–220 M) yang bernama asli Tengyuen atau sering diucapkan dengan lafal Tangyuan.
Masyarakat Tiongkok biasa mengonsumsi Tangyuan saat Festival Yuanxiao atau Festival Lampion.
Dan dari tangyuan inilah tercipta wedang Ronde kemudian berubah menjadi Angsle di Malang.
Angsle juga disebut merupakan minuman khas dari Jawa Timur.
Angsle sebenarnya mirip dengan Wedang Ronde atau Sekoteng dari Jawa tengah atau Yogyakarta.
Bahkan ada yang menyebut Angsle sebagai Wedang Ronde khas Malang, sering juga disebut dengan kolak khas kota Apel (Batu, Malang).
Disebut demikian karena tampilannya menyerupai kolak kacang hijau atau bubur Madura.
Dengan adanya kacang hijau dan santan juga membuat tampilannya condong ke kolak.
Selain khas dengan kacang hijau, Angsle khas Malang ini juga memakai beras ketan putih sebagai bahan utamanya dengan tambahan potongan roti.
Angsle juga menggunakan biji delima atau sagu mutiara merah yang menjadikannya menjadi lebih berwarna.
Penjual Angsle biasanya menjajakan dagangannya dengan gerobak dorong kemudian membunyikan suara tik tik tik atau tok tok tok sebagai tanda penjual Angsle.
Biasanya penjual Angsle menjual jajanannya di waktu malam hari dan ketika cuaca sedang dingin.
Selain penjual keliling, sudah banyak waring-warung yang menjual Angsle di Malang.
Saat ini Angsle hanya ada di daerah Malang dan sekitarnya, belum tersebar ke daerah-daerah lain di Indonesia.
Asal-Usul
Asal usul Angsle tidak diketahui, namun banyak pendapat yang mengatakan bahwa Angsle adalah hasil metamorfosa dari Wedang Ronde.
Ronde sendiri merupaka jenis minuman yang aslinya dibawa oleh kaum Tionghoa yang masuk Hindia Belanda.
Di Tiongkok sendiri, ronde sudah ada sejak Dinasti Han (Hanzi, 202 SM–220 M) yang bernama asli Tengyuen atau sering diucapkan dengan lafal Tangyuan.
Masyarakat Tiongkok biasa mengonsumsi Tangyuan saat Festival Yuanxiao atau Festival Lampion.
Dan dari tangyuan inilah tercipta wedang Ronde kemudian berubah menjadi Angsle di Malang.