Ih Serem! Kisah Mistis Jurig Jarian, Hantu Penghuni Tempat Sampah dari Tanah Sunda
  • tahun lalu
Cerita makhluk mistis tersebar luas di kalangan Masyarakat Sunda termasuk Sukabumi. Apalagi Malam Jumat biasanya identik dengan hal yang membuat bulu kuduk merinding.

Fenomena hantu seperti jurig jarian bahkan masih dipercaya dan ditakuti oleh sebagian masyarakat. Ya, jurig jarian adalah salah satu Hantu Sunda Penghuni Tempat Sampah yang dipercaya oleh sebagian masyarakat hingga kini.

Kata ‘jurig jarian’ mulanya berasal dari bahasa Sunda, yakni Jurig berarti hantu dan jarian artinya sampah. Sehingga jurig jarian adalah sebutan makhluk mistis hantu penghuni tempat sampah.

Hingga saat ini, wujud jelas belum pernah digambarkan secara jelas karena sedikitnya saksi mata yang pernah bertemu langsung dengan jurig jarian.

Namun beberapa informasi mengatakan sosok hantu seperti wujud tuyul karena menyerupai anak-anak dan berkepala botak. Akan tetapi ada juga yang percaya hantu ini bak wanita berambut panjang.

Biasanya, hantu jurig jarian akan muncul menjelang magrib atau matahari terbenam.

Konon makhluk mistis ini mengincar anak-anak dan wanita hamil yang masih berkeliaran di luar rumah saat petang. Oleh sebab itu, masyarakat setempat akan menghindari membuang sampah di waktu-waktu tersebut.

Jurig jarian menularkan penyakit kepada anak-anak berupa demam, meriang, atau bentol-bentol dengan rasa gatal luar biasa. Sedangkan pada wanita hamil jurig jarian biasanya diganggu hingga kerasukan.

Cerita hantu yang melekat di masyarakat, secara keilmuan memang belum dapat dipastikan kebenarannya.

Beberapa diantaranya juga menganggap bahwa hantu ini merupakan kearifan lokal dari tataran Sunda untuk memperingati para penduduk setempat agar tidak membuang sampah menjelang malam hari.

Secara nalar mungkin dapat dimengerti dengan alasannya bila anak kecil yang sering bermain di sekitar tempat sampah bisa dengan mudah terkena penyakit.

Namun, jika kita kembalikan pada nilai-nilai budaya, cerita tentang jurig jarian ini bisa jadi adalah petuah dari nenek moyang zaman dulu untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan.
Dianjurkan