Dianggap Lebih Mahal dari India, Komisi IX DPR Sebut Harga Tes PCR di Indonesia Perlu Diselidiki

  • 3 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Dibandingkan dengan negara India, biaya tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di Indonesia disebut tinggi.

Hal itu pun menuai pertanyaan hingga disebut perlu adanya penelusuran yang mendalam.

Selain tarif PCR, harga obat-obatan di India juga amat murah bila dibandingkan dengan Indonesia.

Dilansir Tribunnews.com, Eks Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama meminta adanya penelusuran mendalam.

Ia menyebut tes hingga obat untuk Covid-19 diangap lebih mahal dibandingkan negara India.

Hal sama pun diungkapkan oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay.

"Dari pemberitaan yang ada, harga PCR di negara Shah Rukh Khan itu jauh lebih murah dari harga yang ada di Indonesia. Kalau dibandingkan, hampir mencapai 1 banding 10," ujar Saleh

Di negara India tes PCR dipatok Rp 96 ribu saja.

Hal itu berarti hanya sekitar 10 persen dari tarif batas atas yang ditentukan Pemerintah RI, yakni sekira Rp 900 ribu.

"Jika pemerintah bisa mengadakan PCR yang murah, tentu cakupan dan jangkauannya pun akan lebih luas," imbuh Saleh.

Saleh menyebut, jika tes PCR di Indonesia murah, maka masyarakat akan lebih mudah melaksanakan PCR dengan biaya sendiri.

Hal itu pun bisa memudahkan pemerintah untuk melaksanakan program testing dan tracing.

"Selama ini, jumlah orang yang melakukan test sangat terbatas. Salah satu penyebabnya adalah harga yang terlalu tinggi. Tidak semua orang bisa menjangkau," imbuh Saleh.

Pertanyaan terus muncul mengenai harga alat tes PCR tersebut yang dianggap lebih mahal di Indonesia.

Mahalnya harga tes PCR di Indonesia disebut juga harus segera diselidiki dan diberi solusi. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tarif PCR di RI Mahal, Komisi IX DPR: Di Negara Shah Rukh Khan Jauh Lebih Murah, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/08/14/tarif-pcr-di-ri-mahal-komisi-ix-dpr-di-negara-shah-rukh-khan-jauh-lebih-murah?page=all.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi

Dianjurkan