Nasi Tumpeng, Hidangan yang Identik dengan Ungkapan Rasa Syukur
  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Nasi tumpeng sebagai salah satu dari 30 ikon kuliner Indonesia.

Penyajian nasi tumpeng dalam nampan besar, bulat, dari anyaman bambu, nasi kerucut dengan aneka lauk pauk sebagai pelengkap. Identik dengan kebudayaan masyarakat Jawa ketika perayaan suatu peristiwa penting atau kenduri.

Tumpeng berasal dari sebuah singkatan ‘yen metu kudu mempeng’ yang memiliki arti tersendiri. Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, ‘yen metu kudu mempeng’ berarti ‘ketika keluar harus sungguh-sungguh semangat.’

Tak heran jika nasi Tumpeng dari dulu hingga saat ini sering dijadikan hidangan dalam suatu perayaan yang memiliki makna ucapan syukur ataupun kebahagiaan.

Sebab, makna tumpeng sendiri adalah baik, yakni ketika terlahir manusia harus menjalani kehidupan di jalan Tuhan dengan semangat, yakin, fokus, dan tidak mudah putus asa.

Umumnya, proses pemotongan ujung kerucut nasi tumpeng diawali dengan menguraikan terlebih dahulu makna perayaan dari pemotongan tumpeng, berdoa ucapan syukur, selanjutnya nasi tumpeng dipotong dan diserahkan untuk orang yang dihormati sebagai wujud penghormatan, barulah setelah itu nasi tumpeng disantap bersama-sama.

Upacara potong tumpeng ini melambangkan rasa syukur kepada Tuhan dan sekaligus ungkapan atau ajaran hidup mengenai kebersamaan dan kerukunan.

Asal Usul

Padahal awalnya, nasi tumpeng dibuat untuk memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para arwah leluhur (nenek moyang).

Sebab tumpeng erat kaitannya dengan keadaan alam Indonesia yang banyak dipenuhi gunung berapi.

Kehadiran nasi tumpeng yakni sebagai perwujudan rasa terimakasih pada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Secara etimologi dalam masyarakat Jawa, ditemukan bahwa kata 'tumpeng' merupakan akronim dari kalimat 'yen meTu kudu meMPENG'," yang berarti "ketika keluar harus sungguh-sungguh semangat".

Nasi tumpeng memiliki bentuk kerucut yang merepresentasi konsep ketuhanan dengan sesuatu yang besar dan tinggi, dan berada di puncak.

Selain itu, bentuk yang menjulang ke atas juga menyimbolkan harapan agar tingkat kehidupan manusia semakin ‘tinggi’ alias sejahtera.

Nasi kerucut ini ditata di atas tampah yang beralaskan daun pisang.

Di sekelilingnya tersaji lauk-pauk berjumlah 7 macam. Angka 7 dalam bahasa Jawa berarti pitu. Angka pitu ini artinyapitulungan (pertolongan).

Tak hanya bentuk saja, penyajian nasi tumpeng beserta lauk pelengkapnya juga memiliki filosofi dan makna tertentu.
Dianjurkan