Jepang Diserang Pandemi Bunuh Diri

  • 3 tahun yang lalu
Kasus bunuh diri di Jepang meningkat tajam pertama kalinya dalam satu dekade terakhir. Kementerian Kesehatan Jepang mengungkapkan pandemi bunuh diri ini mencapai 20.919 di tahun 2020. Angka ini naik 3,7 persen dari tahun sebelumnya. Memang kecil, namun ini kasus bunuh diri lebih tinggi dibanding kematian virus corona sekitar 3.460 jiwa.
Gak bisa dipungkiri pandemi Covid-19 adalah faktor kuat mengganggu kesehatan mental masyarakat. Angka bunuh diri pada pria alami penurunan, tapi ada peningkatan 14% di kalangan perempuan.

Survei NHK mengungkapkan perempuan memang bukan yang paling banyak alami masalah kerja. Jajak pendapat NHK mengatakan 28% perempuan mengaku habiskan waktu di rumah untuk pekerjaan domestik selama pandemi.
Jauh dibanding pria dengan jumlah 19%. Profesor feminisme Yayo Okano menyatakan pandemi membuktikan kesenjangan gender tinggi di Jepang. Perempuan harus mengawasi anak, merapikan rumah dan memasak sekaligus bekerja.

“Beban rumah tangga pada wanita telah lama tidak proporsional berat di Jepang dan beban mereka meningkat karena virus corona,” kata Okano dikutip dari Japan Times.
Meningkatnya kasus bunuh diri di antara anak-anak juga membuat khawatir para ahli. Lebih dari 300 anak di SD, SMP dan SMA meninggal karena bunuh diri dalam delapan bulan hingga November, naik hampir 30% dari bulan yang sama tahun sebelumnya. Angka Desember belum tersedia.
Akiko Mura dari Tokyo Suicide Center menyatakan banyak siswa remaja cemas sama masa depannya. Lockdown membuat mereka tidak bisa lampiaskan emosi bersama teman-teman. “Dulu mereka bisa melepaskan stres dengan berbicara dengan teman-temannya, tapi sekarang mereka bahkan tidak bisa pergi karaoke,” ungkap Akiko.