Demi Belajar Online, Siswa SLB Harus Pinjam Ponsel ke Tetangga
- 4 tahun yang lalu
JAWA TENGAH, KOMPAS.TV - Seorang pelajar sekolah luar biasa di Grobogan, Jawa Tengah, hanya bisa belajar secara daring jika ada tetangga yang bisa meminjamkannya ponsel.
Agar betah berada di rumah, pelajar tersebut membuat masker kain yang kemudian ia bagikan secara gratis kepada saudara dan tetangga sekitarnya.
Di masa pandemi dan keharusan pembelajaran jarak jauh, lebih banyak diisi Maulina Novi Dliyah dengan membuat masker kain.
Berbekal mesin jahit tua milik kakaknya, pelajar sekolah luar biasa YPLB Grobogan Jawa Tengah ini tekun membuat pola dan menjahit masker sendiri.
Tidak punya ponsel pintar, pelajar dengan keterbatasan pendengaran ini tidak bisa setiap hari mengikuti pembelajaran secara daring.
Ia hanya bisa berkomunikasi dengan gurunya, jika ada tetangga yang bisa meminjamkannya ponsel.
Jika tidak ada yang meminjamkan ponsel, Maulina hanya bisa berkutat dengan jahitan maskernya.
Dalam sehari, Maulina bisa menyelesaikan 3 sampai 5 masker. Setelah terkumpul beberapa masker, ia bagikan secara gratis kepada saudara dan tetangga.
Hal ini ia lakukan, sebagai ungkapan terima kasih kepada orang-orang yang telah berbaik hati meminjamkannya ponsel untuk belajar secara daring.
Belajar secara daring memunculkan tantangan yang lebih besar bagi para siswa yang memiliki keterbatasan ekonomi dan juga fisik.
Namun Maulina Novi Dliyah menunjukkan kebesaran hatinya dengan berbagi dalam keterbatasannya.
Agar betah berada di rumah, pelajar tersebut membuat masker kain yang kemudian ia bagikan secara gratis kepada saudara dan tetangga sekitarnya.
Di masa pandemi dan keharusan pembelajaran jarak jauh, lebih banyak diisi Maulina Novi Dliyah dengan membuat masker kain.
Berbekal mesin jahit tua milik kakaknya, pelajar sekolah luar biasa YPLB Grobogan Jawa Tengah ini tekun membuat pola dan menjahit masker sendiri.
Tidak punya ponsel pintar, pelajar dengan keterbatasan pendengaran ini tidak bisa setiap hari mengikuti pembelajaran secara daring.
Ia hanya bisa berkomunikasi dengan gurunya, jika ada tetangga yang bisa meminjamkannya ponsel.
Jika tidak ada yang meminjamkan ponsel, Maulina hanya bisa berkutat dengan jahitan maskernya.
Dalam sehari, Maulina bisa menyelesaikan 3 sampai 5 masker. Setelah terkumpul beberapa masker, ia bagikan secara gratis kepada saudara dan tetangga.
Hal ini ia lakukan, sebagai ungkapan terima kasih kepada orang-orang yang telah berbaik hati meminjamkannya ponsel untuk belajar secara daring.
Belajar secara daring memunculkan tantangan yang lebih besar bagi para siswa yang memiliki keterbatasan ekonomi dan juga fisik.
Namun Maulina Novi Dliyah menunjukkan kebesaran hatinya dengan berbagi dalam keterbatasannya.