Atasi Klaster Covid-19 di Pasar, Jumlah Pengunjung Pasar Perlu Didata

  • 4 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Temuan kasus positif Covid-19 di pasar tradisional, terus bertambah.

Pasar tradisional disinyalir menjadi klaster penyebaran virus corona di banyak daerah di Indonesia.

Sudah bergabung secara daring Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, IKAPPI, Abdullah Mansuri, dan Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono.

Sebelumnya, menurut Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, atau IKAPPI, hingga hari Jumat (12,06,2020) sedikitnya ada 529 pedagang pasar di seluruh Indonesia yang terjangkit Covid-19, dan sebanyak 29 orang meninggal dunia.

Laporan kasus positif di pasar tradisional terus bermunculan, seiring gencarnya tes cepat dan Swab di banyak daerah di Tanah Air.

Di Ibukota, Pasar Serdang Kemayoran akan ditutup selama tiga hari mulai tanggal 15 hingga 17 Juni 2020, untuk mencegah penyebaran Covid-19, setelah ditemukan 15 pedagang reaktif virus corona.

Pemprov DKI Jakarta juga menggelar tes Swab massal terhadap 200 pedagang pasar tradisional Pos Pengumben, Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Hasilnya akan keluar dalan tiga hari ke depan.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta juga telah menutup sementara pasar rawa kerbau di Rawasari, Jakarta Pusat, menyusul temuan adanya 14 pedagang yang dinyatakan positif corona melalui tes Swab.

Untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 di pasar, Gubernur Jakarta Anies Baswedan juga berencana menerapkan sistem ganjil genap nomor kios di pasar tradisional, serta mengatur kembali jalur masuk maupun keluar menjadi searah, agar tidak terjadi penumpukan orang di dalam pasar,

Tak hanya di Jakarta, temuan kasus Covid-19 juga menyebar hingga daerah.

Sebanyak 13.450 pasar tradisional tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan menampung 12,3 juta pedagang di luar pemasok barang dan pembeli.

Dianjurkan