Pesawat IPTN N250, Pesawat Indonesia Buatan Industri Pesawat Terbang Nasional
  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - N250 merupakan pesawat buatan Indonesia yang dirancang oleh Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie, Presiden Republik ke-3 Indonesia.

Nama N250 berasal dari akronim N, yaitu berarti Nurtanio dan atau Nusantara yang merupakan nama industri pesawat tersebut.

Sedangkan angka 2 berarti pesawat tersebut menggunakan dua buah mesin, dan 50 berarti kapasitas pesawat ketika dirancang yaitu 50 penumpang.

BJ Habibie adalah seorang insinyur pesawat yang pernah menimba ilmu aeromodeling di Rhein Westfalen Aachen Technisce Hochschule (RWTH), Jerman pada 1955.

BJ Habibie kembali ke Indonesia setelah diberi perintah oleh Presiden Soeharto untuk membangun industri dirgantara di Indonesia pada 1974.

Dengan akronim yang sama, sebelum menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara, IPTN dibentuk oleh BJ Habibie pada 1976 dengan nama awal Industri Pesawat Terbang Nurtanio.

Program produksi N250 sebenarnya sudah dilakukan sejak 1987 namun informasi tersebut hanya untuk kalangan terbatas.

Setelah BJ Habibie menandatangani perjanjian kerjasama pemasaran dengan Presiden Aero Militair, Sergei Dassault dalam Pameran Kedirgantaraan di Le Bourget, Paris pada 1989, N250 mulai diumumkan secara luas.

Pada1991 BJ Habibie mengumumkan teknologi fly by wire (FBW) yaitu sistem pengontrolan pesawat yang sepenuhnya dilakukan oleh komputer.

FBW pada masa tersebut hanya dipakai oleh Boeing dan Airbus untuk jenis pesawat jet tertentu.

Pada Desember 1991 rancang bangun N250 sedikit diubah berdasarkan rekomendasi tim ilmuwan dari Puspitek, Serpong untuk optimalisasi kinerja pesawat.

Sayap ekor pesawat yang semula low-tail (di bawah) diubah menjadi T-tail (di atas).

Pada 1993 prototipe 1 (PA-1) yang sudah setengah jadi menjalani pengujian di Pusat Uji Penerbangan.

Pengujian dititik beratkan pada faktor aerodinamis, struktur, kontrol kemudi, proteksi terhadap kilat, sistem hidrolik dan landing gear atau roda pendarat.

Di tengah uji coba tersebut BJ Habibie menyatakan pesawat akan diperbesar kapasitasnya dari 50 menjadi 70 kursi agar lebih sesuai dengan pasar Asia Tenggara.

Dengan mengembangkan kapasitas pesawat, N250 bersaing dengan ATR-72 dan ATP buatan British Aerospace.
Dianjurkan