Tol Cipularang, Jalan Tol yang Selesai Dibangun pada Tahun 2005, dan Menjadi yang Terpanjang di Masa
  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Tol Cipularang merupakan jalan tol yang menghubungkan Bandung dengan Kabupaten Purwakarta.

Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Cipularang) selesai dibangun pada 2005 melintasi Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta dan Bandung Barat.

Dengan dibangunnya Tol Cipularang, perjalanan Jakarta-Bandung hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar 1,5 jam jika sebelumnya memakan waktu 4-5 jam.

Tol Cipularang memiliki panjang 54 km dan dinobatkan sebagai jalan tol terpanjang di Indonesia pada 2005.

Jalan Tol Cipularang merupakan kelanjutan dari jalan tol Jakarta Cikampek yang telah selesai pada 1988 dan dilanjutkan ke arah selatan yang merupakan jalur ke Kota Bandung.

Pada awal peresmiannya, jalan Tol Cipularang dioperasikan secara gratis sejak April 2005 untuk mendukung peringatan 50 Tahun KAA di Bandung.

Jalan tol Cipularang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Juli 2005 bersamaan dengan diresmikannya jalan layang Pasupati (Pasteur-Cikapayang-Suropati).

Pembangunan Tol Cipularang

Proyek pembangunan Tol Cipularang diprakarsai oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2003 dalam rangkat menyambut KTT Asia-Afrika.

Awalnya, pembangunan Tol Cipularang sudah harus dilaksanakan pada 1991 oleh Konsorsium Citra Ganesha, yang terdiri atas perusahaan Grup Citra, Travalgar, dan Jasa Marga.

Namun hingga 1996 pembangunan Tol Cipularang tak kunjung terlaksana meski sudah mendapatkan surat untuk bisa memulai pembangunan.

Proyek pembangunan kembali gagal dilaksanakan dikarenakan adanya krisis moneter 1997 dan pemerintah kemudian mencabut izin konsorsium pada Juni 2001.

Pambangunan Tol Cipularang dikerjakan dalam dua tahap dan merupakan proyek kerjasama antara Jasa Marga dan Pemerintah Jawa Barat.

Tahap pertama pertama pembangunan Tol Cipularang menelan dana sebesar Rp 745 miliar dan pada tahap kedua menghabiskan dana Rp 3,9 triliun.

Proyek Cipularang I sepanjang 17 km dimulai pada tahun 2002 dan selesai pada Januari 2004, serta Cipularang II sepanjang 41 km.

Sekitar 1-2 tahun pertama peresmian jalan tol ini, terjadi 2 peristiwa longsor dan akhirnya, truk berat dilarang melalui jalan tol ini.

Mitos yang Beredar Seputar Tol Cipularang

Di Tol Cipularang sering terjadi kecelakaan maut yang kemudian sering dikaitkan dengan cerita-cerita mistis.

Daerah di ruas tol Cipularang yang rawan kecelakaan adalah sepanjang kilometer 90 sampai dengan kilometer 100.

Sering terjadinya kecelakaan di daerah tersebut sering dikaitkan dengan keberadaan Gunung Hejo yang terletak di kilometer 97.

Gunung Hejo sebenarnya lebih mirip perbukitan yang ada di sebelah kiri jalan dari arah Bandung ke Jakarta.

Konon, tempat ini dulunya pernah didatangi oleh Prabu Siliwangi untuk menenangkan fikirannya.

Baca: Hari Ini Dalam Sejarah: 2 September 1945 Kemerdekaan Vietnam

Baca: Deretan Fakta Kerusuhan Papua, Ada 46 Tersangka, Benny Wenda Disebut Menghasut, PLN Rugi 1,9 Miliar

Prabu Siliwangi bertapa dan meninggalkan jejak berupa seonggok batu yang katanya menutupi lubang yang sangat dalam sekali.

Ketika pembangunan sedang dilaksanakan, konon kontraktor jalan tol tidak bisa membelah Gunung Hejo.

Awalnya, para kontraktor berinisiatif untuk membelah Gunung Hejo guna mempersingkat waktu pengerjaan.

Alhasil, kontraktor harus membangun jalan tol memutar di dekat Gunung Hejo.

Penjelasan Ilmiah

Kilometer 90-100 Tol Cipularang disebut sebagai black spot, maksudanya adalah titik-titik rawan di Tol Cipularang.

Kementerian Perhubungan menjelaskan aspek geometric di Tol Cipularang menjadi penyebab terjadinya banyak kecelakaan di Tol Cipularang.

Sepanjang 10 kilometer dari kilometer 90-100 tersebut, arus dari arah Jakarta mengalami tanjakan panjang dan arus sebaliknya mengalami turunan panjang.

Selain itu, Tol Cipularang pada beberapa titik memiliki kondisi jalan yang bergelombang.

Kondisi tersebut sangat terasa di kilometer 96, yang merupakan area jalan menurun yang sangat panjang dan termasuk area rawan kecelakaan.

Kondisi jalan bergelombang sangat berbahaya apabila dilalui oleh kendaraan dengan ground clearence tinggi.

Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan terjadinya understeer (kehilangan kendali), yaitu akibat turunan yang bergelombang, ban kehilangan gigitan sama sekali sehingga pengemudi tidak dapat lagi mengendalikan setir.
Dianjurkan