Museum Haji Samanhoedi, Museum Sejarah yang Terletak di Jalan KH Samanhudi, Laweyan, Surakarta

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM - Museum Haji Samanhoedi didirikan oleh Krisnina Maharani A Tandjung.

Krisnina Maharani A Tandjung mendirikan Museum Haji Samanhoedi berdasarkan inspirasi yang ia dapatkan dari sebuah buku yang berjudul Zaman Bergerak Radikalisme Rakyat Jawa 1912-1928.

Buku tersebut merupakan disertasi Takashi Shiraishi, seorang doktor ahli Indonesia dari Jepang.

Judul asli disertasi yang ditulis Takashi Shiraishi tersebut adalah “An Age in Motion: Popular Radicalism in Java, 1912-1926."

Buku tersebut memuat cerita tentang batik dan kondisi politik era kolonial di Laweyan.

Krisnina Maharani A Tandjung turut tergugah membaca buku pergerakan itu.

Kemudian, ia mewujudkan emosinya itu dengan memberdayakan sejarah yang ada di Kampung Batik Laweyan.

Ia mendirikan Museum Haji Samanhoedi sebagai ajang bagi generasi selanjutnya agar dapat mempelajari sejarah Kampung Batik Laweyan.

Dalam sebuah prasasti yang dipajang di dekat pintu masuk museum tertulis kalimat “terlalu berani mengatakan sebagai sebuah museum”.

Meski demikian, Krisnina Maharani A Tandjung tetap memulai mendirikan museum ini.

Ia berharap agar kedepannya ada sumbangan dokumen-dokumen baru untuk melengkapi koleksi Museum Haji Samanhoedi.

Baginya, yang terpenting masyarakat bisa mengetahui sejarah tokoh-tokoh pergerakan kala itu, terutama Haji Samanhoedi.

Ia juga menulis bahwa mengajarkan sejarah bukan berarti mengajarkan dendam.

Justru dengan belajar sejarah akan membuat manusia lebih arif dalam menyikapi zaman yang terus bergerak.

Dalam prasasti tersebut juga tertulis ungkapan terimakasih Krisnina Maharani A Tandjung kepada rekan-rekannya di Yayasan Warna Warni Indonesia.

Yayasan tersebut merupakan yayasan nirlaba yang didirikan pada tahun 1999.

Yayasan ini bertujuan memberdayakan kebhinnekaan budaya Indonesia, melalui kegiatan-kegiatan yang mengajak mencintai sejarah.

Dianjurkan