Pemanasan global mencairkan lapisan es di Alaska - TomoNews
- 7 years ago
PEMANASAN GLOBAL MENCAIRKAN LAPISAN ES ALASKA
Ternyata di Alaska permafrost tidak terlalu permanen.
Permafrost mencakup hampir seperempat dari belahan bumi utara, dan jika meleleh, hidup banyak orang akan diletakkan di atas es.
Permafrost Alaska, lapisan tanah yang terus menerus beku — kini sedang mencair, dan ilmuwan berpikir ini dapat mengakibatkan kenaikan pemanasan global, terlepas dari upaya untuk mengekangnya.
Menurut New York Times, peneliti mengambil sampel air dan sedimen dari lapisan inti Permafrost dan menginstal penakar suhu di dalam tanah.
Tujuan mereka adalah untuk lebih memahami bagaimana lapisan es berinteraksi dengan lingkungan.
Di Alaska Utara, permafrost sedalam 65 kaki dikatakan telah menghangat dari minus 8 ke minus 3 derajat Celcius selama dekade terakhir.
Secara global, lapisan es dipercaya untuk mengandung sekitar dua kali lipat jumlah karbon di atmosfer.
Ketika meleleh, karbon akan kembali dikirim ke atmosfir.
Para ilmuwan percaya hal ini bisa semakin menghangatkan planet hingga lebih dari 1 derajat Celcius selama berabad-abad yang akan datang.
Ternyata di Alaska permafrost tidak terlalu permanen.
Permafrost mencakup hampir seperempat dari belahan bumi utara, dan jika meleleh, hidup banyak orang akan diletakkan di atas es.
Permafrost Alaska, lapisan tanah yang terus menerus beku — kini sedang mencair, dan ilmuwan berpikir ini dapat mengakibatkan kenaikan pemanasan global, terlepas dari upaya untuk mengekangnya.
Menurut New York Times, peneliti mengambil sampel air dan sedimen dari lapisan inti Permafrost dan menginstal penakar suhu di dalam tanah.
Tujuan mereka adalah untuk lebih memahami bagaimana lapisan es berinteraksi dengan lingkungan.
Di Alaska Utara, permafrost sedalam 65 kaki dikatakan telah menghangat dari minus 8 ke minus 3 derajat Celcius selama dekade terakhir.
Secara global, lapisan es dipercaya untuk mengandung sekitar dua kali lipat jumlah karbon di atmosfer.
Ketika meleleh, karbon akan kembali dikirim ke atmosfir.
Para ilmuwan percaya hal ini bisa semakin menghangatkan planet hingga lebih dari 1 derajat Celcius selama berabad-abad yang akan datang.