Kisah di Balik Munculnya Gus Dur dengan Celana Pendek di Depan Pendukungnya

  • 8 bulan yang lalu
Pada malam tanggal 23 Juli 2001, Presiden Republik Indonesia saat itu, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), tampil dengan penampilan yang tak biasa di depan publik. Ia muncul dari Istana Merdeka mengenakan celana pendek dan kaus berkerah, sebuah pemandangan yang mengejutkan banyak orang.

Saat itu, ia didampingi oleh putrinya, Yenny Wahid, serta beberapa pegawai Istana. Ribuan pendukungnya yang berkumpul di depan Istana disambut dengan lambaian tangan oleh Gus Dur.

Momen ini terjadi setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mencabut mandat presiden dari Gus Dur pada siang hari tanggal yang sama. Meskipun ia telah kehilangan jabatan presidennya, Gus Dur tetap mempertahankan sikap tenang dan santainya.

Munculnya Gus Dur mengenakan celana pendek dan kaus berkerah malam itu kemudian menjadi salah satu momen yang sangat dikenang dan membekas dalam ingatan masyarakat Indonesia.

Lantas, bagaimana ceritanya seorang Gus Dur muncul di muka publik dengan pakaian seperti itu?

Wahyu Muryadi, Kepala Protokoler Istana pada saat itu, menyatakan bahwa Gus Dur sengaja keluar dari Istana dengan tujuan untuk menenangkan para pendukungnya yang disebut sebagai "pasukan berani mati".

"Kan mereka duduk berjajar di depan Istana Merdeka waktu itu di depan Monas, banyak itu ribuan orang. Nah Gus Dur mendengar teriakan-teriakan itu, selawat, ah ini pasti NU pendukung beliau," ujar Wahyu bercerita pada media pada 2022 lalu.

Wahyu menjelaskan bahwa saat itu Gus Dur sedang santai di ruang makan Istana dan mengenakan pakaian seadanya. Mendengar keramaian di luar Istana, Gus Dur berniat pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian sebelum bertemu para pendukungnya yang berkumpul di luar.

Akan tetapi, ajudan yang menuntun Gus Dur rupanya salah paham. Bukannya melangkah ke kamar, Gus Dur justru diarahkan menuju luar Istana.

"Sampai pintu saya bisiki 'Gus, enggak ganti celana dulu, celana pendek ini'. 'Wis kadung, sudah terlanjur,' katanya.

'lagian cuman mau say hai doang kok'," ujar Wahyu menirukan Gus Dur.

Wahyu menjelaskan bahwa saat Gus Dur menyapa para pendukungnya, ia ingin memastikan bahwa dirinya dalam keadaan baik-baik saja dan juga memberikan pesan agar mereka melakukan unjuk rasa dengan cara yang tertib.

Sesudah itu, Gus Dur berbalik kembali ke Istana.

Wahyu mengakui bahwa peristiwa tersebut membuat banyak orang berpikir bahwa Gus Dur seolah-olah meremehkan para pendukung yang datang dari berbagai tempat untuk mendukungnya di Jakarta. Namun, Wahyu menegaskan bahwa sebenarnya Gus Dur tidak bermaksud meremehkan para pendukungnya dengan mengenakan celana pendek.

Kejadian tersebut terjadi akibat adanya kesalahpahaman dan miskomunikasi di Istana.

Alissa Wahid, putri sulung Gus Dur, memiliki pandangan yang berbeda. Menurut Alissa, sebenarnya adalah Gus Dur sendiri yang ingin bertemu dengan para demonstran mengenakan celana pendek.

(Muhammad Raihan Haridanto)

Dianjurkan