Menilik Rumah Anies Baswedan, Ada Joglo Tempat Belajar Pangeran Diponegoro Berusia 300 Tahun

  • 9 bulan yang lalu
Rumah pejabat biasanya berada di kawasan elit. Tapi berbeda dengan Bacapres Anies yang terletak di perkampungan dan masuk gang sempit.

Rumah Anies berada di Cilandak, Jakarta Selatan. Jalan menuju kediamannya hanya bisa dilewati oleh satu mobil, karena lebarnya kurang lebih tiga meter

Tampilan rumahnya pun sederhana tanpa pagar pembatas dengan tetangga. Tidak ada jalur khusus.

Keunikan dari rumah Anies tampak dari arsitektur bangunan yang tak biasa, yaitu Joglo.

Rumah joglo merupakan rumah tradisional Jawa yang dikenal dengan ciri khas atap yang berbentuk trapezium serta kaya akan filosofi di setiap sudut.

Maka tak heran, hunian tersebut tampak sangat mencolok dan kontras dengan bangunan modern dengan bangunan modern di sekelilingnya.

Joglo ini memiliki nilai sejarah. Anies menuturkan, ada seorang pengrajin mebel cari kayu bekas. Lalu, pengrajin mebel itu menemukan puing-puing yang ternyata balokan blandar gantung.

Blandar gantung merupakan elemen Joglo yang biasa dipakai kraton kesultanan. Usut punya usut, joglo itu ternyata tempat belajar Pangeran Diponegoro. Dari puing-puing itu lalu disusun kembali, dibawa dari Wonosari Yogyakarta ke Lebak Bulus, rumah Anies Baswedan.

Rumah Anies merupakan peninggalan KH Muhammad Besari, pendiri Pondok Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari Jetis Ponorogo.

Menurutnya joglo yang sekarang menjadi bagian dari rumah tinggalnya itu dibangun sekitar tahun 1740an. Menurut catatan, joglo ini merupakan hadiah pernikahan dari Pakubuwono II saat KH Muhammad Besari menikahkan cucunya Kiai Hasan Besari dengan putri dari Pakubuwono II.

Satrio Pinayungan Lambang Gantung kata Anies, memiliki keunikan blandar gantung, yakni balok kayu yang digantung tanpa disangga dengan tiang.

"Kami bersyukur, bahwa joglo bersejarah ini masih berdiri walau kayunya sudah keriput melewati ratusan tahun usianya. Kita rancang sesuai dengan sejarahnya. Tempatnya tempat pendidikan, tempat masyarakat, tempat berkumpul orang, dan sekarang kami pertahankan itu,” tutur Anies Baswedan.

Penggunaan material kayu tampak sangat apik dengan paduan beton ekspos yang dihaluskan tanpa ada keramik satupun.

Dinding rumahnya dihiasi dengan berbagai macam koleksi. Mulai dari plat nomor lawas hingga mainan-mainan lokal dan dari luar negeri.

Bahkan, ada kiswah ka’bah yang menempel di dinding.

Tak sampai di situ, di Pendopo Anies Baswedan ada sekira 3.500 buku warisan keluarga.

Dibangun dari Material Murah dan Daur Ulang

Dalam konsep pembangunan rumah, Anies lebih memilih material yang murah dan banyak dari bahan daur ulang. Dia mengibaratkan ada dana Rp100 ribu. Rp20 ribu untuk bahan material, dan Rp80 ribu untuk tukang yang terampil.

Menilik Rumah Anies Baswedan di Lebak Bulus, Asri dan Terbuka untuk Masyarakat

Jadi, ibarat rumah Anies itu dibangun dengan harga minimalis tetapi berkualitas. Itu karena dia memilih membayar pengrajin ketimbang membeli material mahal dari pabrik.

Dianjurkan