Kisah Perajin Kuda Lumping di Sukabumi, Waswas Rumah Reotnya Ambruk

  • 10 bulan yang lalu
Ejen (45 tahun) seorang pekerja serabutan, menempati rumah panggung ukuran 5 x 8 meter yang sudah lapuk. Di rumah reyot itu, Ejen tinggal bersama istrinya Elis (50 tahun) dan satu orang anaknya Elan (9 tahun). Rumah Ejen berlokasi di kampung Cibarengkok RT 02/09 Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi.

Ejen dan istrinya selalu waswas ketika musim hujan disertai angin. Material bangunan dari kayu, dan bambu lapuk membuat ia khawatir rumahnya ambruk. Selain itu, bagian atap juga bocor lantaran banyaknya genteng yang rusak.

Kerusakan pada bagian atap sebenarnya sudah sering diperbaiki, namun Ejen mengatakan kerusakannya terlalu banyak ditambah dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Hal itu yang membuat Ejen sulit untuk memperbaiki rumahnya yang selalu bocor jika turun hujan.

Ejen selama ini mengandalkan kerja serabutan, baik di pesawahan maupun kuli lainnya. Ejen juga sering merasakan kambuh penyakit lambung, sehingga ia mengambil pekerjaan yang agak ringan, dengan membuat kuda lumping dari bambu.

Ejen biasa menjual mainan kuda lumping hasil kerajinan tangannya seharga Rp 50 ribu untuk ukuran yang kecil dan Rp 100 ribu untuk ukuran yang besar.

Kepala Desa Sumberjaya, Dudu Durahman mengatakan pihaknya sudah mengajukan rumah milik Ejen untuk mendapatkan program Rutilahu. Pemerintah Desa Sumberjaya setiap tahunnya mendapatkan program Rutilahu. Kuota yang terbatas yaitu hanya dua orang penerima sedangkan masih banyak masyarakat yang perlu dibantu rumahnya, membuat Ejen susah untuk mendapatkan kesempatan sebagai penerima program Rutilahu.

Dianjurkan