Reog Singo Budoyo Acara Geden Bersih Desa Kemiri Jenangan Ponorogo
  • 10 bulan yang lalu
Reog di masa sekarang

Seniman Reog Ponorogo lulusan sekolah-sekolah seni turut memberikan sentuhan pada perkembangan tari reog ponorogo. Mahasiswa sekolah seni memperkenalkan estetika seni panggung dan gerakan-gerakan koreografis, maka jadilah reog ponorogo dengan format festival seperti sekarang. Ada alur cerita, urut-urutan siapa yang tampil lebih dulu, yaitu Warok, kemudian jatilan, Bujangganong, Klana Sewandana, barulah Barongan atau Dadak Merak di bagian akhir. Saat salah satu unsur tersebut beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol. Beberapa tahun yang lalu Yayasan Reog Ponorogo memprakarsai berdirinya Paguyuban Reog Nusantara yang anggotanya terdiri atas grup-grup reog dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah ambil bagian dalam Festival Reog Nasional. Reog ponorogo menjadi sangat terbuka akan pengayaan dan perubahan ragam geraknya.

Jathil begitu populer di Ponorogo, bahkan masyarakat dalam setiap pertunjukan sampai hafal nama-nama penari Jathil yang mereka sambut bak artis ibukota.

Di Ponorogo sendiri banyak penari Jathil yang naik daun,

Jathil adalah sosok penari, sedangkan nama tariannya adalah Jathilan. Tari Jathilan banyak disebut sebagai tarian paling tua di tanah Jawa. Melihat dari skema tarian dan sejarahnya, Jathil adalah prajurit berkuda yang mengiringi kesenian Reog.

Dalam tariannya, Jathilan menggambarkan ketangkasan prajurit yang sedang berlatih diatas kuda. Tariannya ditunjukkan dengan semangat dan berapi-api, satu kaki diangkat, sedangkan tangannya seolah tengah ancang-ancang menarik panah, begitu piawai.



Awalnya Jathil diperankan oleh penari pria. Tetapi dalam perkembangannya mengalami tranformasi. Gemblak, laki-laki yang berperangai halus dan lebih mirip wanita kerap memerankan Jathil. Perubahan ini tidak lepas ketika di era 80an, tim kesenian Ponorogo berangkat ke Jakarta untuk tampil di PRJ (Pekan Raya Jakarta).
Dianjurkan