Setumpuk Pekerjaan Rumah Transjakarta

  • 2 years ago
TEMPO.CO - PT Transjakarta memastikan pelayanan mereka tidak terpengaruh oleh ribut-ribut penggantian direktur utama perusahaan daerah tersebut. "Dipastikan pelayanan penumpang tidak terganggu. Kami tetap profesional," ujar Nadia Diposanjoyo, Kepala Hubungan Masyarakat Transjakarta, kepada Tempo, kemarin. Dia juga memastikan rencana program pengembangan perusahaan, termasuk integrasi dengan moda angkutan lainnya, berjalan sesuai dengan agenda.

Awal 2020 menjadi momen yang berat bagi perusahaan berumur 16 tahun tersebut. Agung Wicaksono, yang memegang kemudi utama Transjakarta sejak 2018, mengundurkan diri dengan alasan pribadi dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada 23 Januari lalu. Dalam rapat yang sama, Gubernur Anies Baswedan menunjuk Donny Andy Saragih--waktu itu Wakil Ketua Dewan Transportasi Kota--sebagai penggantinya.

Namun jabatan itu cuma seumur jagung. Senin lalu, Anies mencopot Donny Saragih dari kursinya. Seperti diberitakan Koran Tempo di hari yang sama, Donny terjerat kasus penipuan di tempat kerja lamanya di PT Eka Sari Lorena Transport pada 2017. Mahkamah Agung menolak kasasi Donny dan menjatuhinya hukuman 2 tahun penjara. Anies lalu menunjuk Direktur Teknik dan Fasilitas Transjakarta Yoga Adiwinarto sebagai pelaksana tugas direktur utama.

Menurut Iskandar Abu Bakar, Ketua Unsur Pakar Transportasi Dewan Transportasi Kota Jakarta, siapa pun pemimpinnya, Transjakarta memiliki setumpuk pekerjaan rumah. Pertama, perusahaan ini harus terus meningkatkan kapasitas angkut. Tahun lalu, Transjakarta mencapai rekor pengangkutan 998.658 orang per hari.

Meski naik tiga kali lipat dari 2015, menurut Iskandar, angka itu masih jauh panggang dari api. Sebab, moda bus rapid transit itu punya target mewujudkan 60 persen warga Jakarta naik angkutan umum pada 2029--sekitar 6 juta orang dengan hitung-hitungan populasi sekarang. "Artinya, perlu enam kali lipat lagi," kata dia.

Untuk mencapai target itu, Iskandar melanjutkan, perlu peningkatan jumlah armada dan jaringan layanan. "Apalagi, saat ini antrean masih terlalu panjang di jam-jam sibuk," ujarnya.

Pekerjaan rumah kedua, kata Iskandar, adalah meningkatkan kualitas layanan menjadi lebih baik. "Ini paling penting," ujarnya.

Terakhir ialah mengintegrasikan layanan busway dengan moda transportasi lain. Transjakarta telah mewujudkannya dengan menggandeng pengusaha angkutan mikro dalam Jak Lingko sejak awal 2018. "PR Jak Lingko adalah jumlah armadanya perlu semakin banyak," kata Iskandar. Dengan ketersediaan 1.636 unit kendaraan, perlu kesabaran ekstra bagi penumpang untuk mendapati Jak Lingko di antara angkot yang menyemut di jalanan. Dia mengatakan pemimpin baru Transjakarta kudu meneruskan integrasi halte mereka dengan moda angkutan lainnya, seperti yang telah berlangsung di Halte Pemuda Rawamangun yang terhubung dengan Stasiun Velodrome Lintas Rel Terpadu.

Subscribe: https://www.youtube.com/c/tempovideochannel

Official Website: http://www.tempo.co
Official Video Channel on Website: http://video.tempo.co
Facebook: https://www.facebook.com/TempoMedia
Instagram:https://www.instagram.com/tempodotco/
Twitter: https://twitter.com/tempodotco
Google Plus: https://plus.google.com/+TempoVideoChannel