Amerika Serikat Bunuh Jenderal Soleimani, ISIS Kembali Bersatu
  • last year
TEMPO.CO - Organisasi teror internasional, ISIS menyambut kematian pemimpin Garda Revolusi Iran, Jenderal Soleimani dengan menyebut peristiwa itu sebagai campur tangan ilahi untuk mempersatukan kembali milisi itu.

Melalui surat kabar mingguan ISIS, al-Naba yang dikutip BBC menyatakan, saat musuh-musuh organisasi teror internasional ini berkelahi satu sama lain, menghabiskan energi dan sumber daya , ISIS mengambil kesempatan untuk bersatu kembali.

Jenderal Soleiman disebut sebagai arsitek dari operasi proksinya memukul keluar ISIS dari Irak dan Suriah.

Orang nomor dua terkuat di Iran ini yang mengumumkan tentang kemenangan pasukan proksinya mengusir ISIS dari negara-negara sekutu Iran.

Operasi rahasia militer AS membunuh Jenderal Soleimani, menurut Dan Yergin, Ketua IHS Markit kepada CNBC, justru memenangkan ISIS.

"Karena koalisi antara Amerika Serikat dan Iran sepertinya tidak mungkin... mendorong ISIS kembali. Pasukan AS keluar, di satu sisi adalah kabar baik bagi Iran... tapi itu juga kabar baik bagi ISIS," kata Yergin.


Raja Abdullah dari Yordania menyatakan keprihatinannya dengan peningkatan ketegangan di Timur Tengah sehingga membuat ISIS bersatu kembali di tenggara Suriah dan wilayah barat Irak dalam setahun terakhir.

"Kami terpaksa berurusan dengan kemunculan kembali ISIS. Ini keprihatinan utama," kata raja Abdullah sebagaimana dilaporkan oleh Daily Mail, 13 Januari 2020.

Raja Abdullah menjelaskan banyak milisi asing telah menuju Libya. Letak Libya dekat dengan Eropa.

"Ribuan milisi telah meninggalkan Idlib (Suriah) melewati perbatasan di utara dan berakhir di Libya," ujar raja Abdullah.

Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat membuat raja Abdullah angkat bicara. Dia berharap dalam beberapa bulan ke depan pihaknya dapat membuat bunyi yang tepat bagi wilayah itu, di mana sungguh menurunkan suhu yang menurun.

Menurut Raja Abdullah, apa saja yang terjadi di Teheran, akan memberi dampak ke Baghdad, Amman, Beirut hingga ke Israel dan Palestina.

Dan Yordania menjadi tempat bagi para pengungsi dari negara-negara tetangganya yang berkonflik. Saat ini saja, Yordania menjadi rumah bagi 1,3 juta pengungsi dari Suriah.


Subscribe: https://www.youtube.com/c/tempovideochannel

Official Website: http://www.tempo.co
Official Video Channel on Website: http://video.tempo.co
Facebook: https://www.facebook.com/TempoMedia
Instagram:https://www.instagram.com/tempodotco/
Twitter: https://twitter.com/tempodotco
Google Plus: https://plus.google.com/+TempoVideoChannel