Jelang Hari Valentine, Lilin Ukir Laris Manis

  • last year
TEMPO.CO, Malang: Lilin-lilin cantik aneka warna dan bentuk ini buatan Anton Wahyudi dan Dedy Wirabuana. Dua sahabat ini berkreasi dengan lilin di rumahnya di Jalan Danau Matana, Sawojajar, Kota Malang, Jawa Timur. Mereka menekuni lilin hias sejak beberapa tahun lalu. Anton Wahyudi mengaku belajar seni ukir lilin secara otodidak melalui Youtube.

Pembuatan lilin ukir ini cukup mudah. Awalnya batangan parafin dipotong dan dicairkan dengan cara dimasak di atas api menggunakan panci. Setelah parafin mencair, barulah dicetak ke dalam wadah berbentuk segi enam, yang menyerupai bintang dengan ukuran bervariasi sesuai pesanan. Beberapa menit kemudian, parafin yang sudah menjadi lilin itu dilepas dari cetakan , lalu diberi warna. Satu per satu lilin tersebut dicelupkan secara bergantian ke dalam cairan parafin beragam warna hingga didapat kombinasi warna yang diinginkan. Tanpa menunggu waktu lama, lilin tersebut disayat, menggunakan pisau khusus.
Satu buah lilin ukir diselesaikan hanya dalam hitugan menit. Dalam satu bulan, Anton dan Dedy mampu merampungkan hingga tiga ribu buah lilin ukir, dengan beraneka ragam motif, warna, dan, ukuran.

Menjelang perayaan Valentine pada Februari ini, Anton mengatakan, banyak mendapat pesanan lilin ukir dengan motif hati dengan warna dasar merah muda. Di pasar lokal, satu buah lilin ukir dijual antara Rp 8 ribu hingga Rp 100 ribu. Sementara di pasar luar negeri seperti Australia dan China, menurut Anton, satu buah lilin ukir Diandra Candle’s bisa mencapai 30 dollar Amerika Serikat (sekitar Rp 350 ribu).

Lilin ukir buatan mereka didistribusikan ke sejumlah kota, seperti Malang, Surabaya, Semarang , dan Jakarta.

Videografer: ARIS NOVIA HIDAYAT
Editor: Ngarto Februana
Narator: Dwi Oktaviane