Mengintip Proses Pembuatan Dodol Mina Jembrana yang Legit

  • 2 tahun yang lalu
Warga Banjar Banyubiru, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Muhammad Zaki (50) menggeluti usaha pembuatan dodol mina sejak 3 tahun lalu.

Zaki yang sebelumnya mencoba usaha di bidang mebel kayu, berkat ketekunannya, tekad dan semangat kebersamaan dengan istri serta dukungan keluarga membuat usahanya semakin berkembang.

Ia menjelaskan proses pembuatan dodol mina ini menggunakan teknik mesin pengaduk, hingga menghasilkan dodol yang benar-benar halus. Bahan dasarnya menggunakan ketan hitam, ketan, dan gula merah serta gula pasir serta kelapa yang sudah diparut sebanyak 11 kg.

"Untuk pengerjaan sebanyak 20 kg butuh waktu hingga 10 jam. Untung mengetahui itu benar-benar jadi dodol cara pengetesan menggunakan dengan daun pisang," kata Zaki belum lama ini.

Untuk bahan ketannya membutuhkan sekitar 25 kg dan untuk gula merah 15 kg dari hasil buatan tetangga sendiri. Banyaknya produksi, kata dia, tergantung pemesanan karena masa kedaluwarsa dodol hanya bisa bertahan sampai 9 hari.

"Sempat 2 tahun menganggur hingga membuka usaha dodol yang memang warisan nenek sang istri. Awalnya hanya dibagi-bagikan ke saudara dan tetangga. Ternyata banyak peminat dan pesanan bahkan kini merambah masuk Pasar Negara dan Jembrana," ungkapnya.

Untuk omzet per bulan, dia perkirakan mencapai Rp.12 juta, untuk pengerjaan seminggu 2 kali. Untuk Hari Raya seperti Galungan-Kuningan dan Lebaran Idul Fitri omzet dipastikan pesanan membludak bisa mencapai 325 kilo.

"Harapan terhadap pemerintah daerah bisa dipermudah dalam izin usaha. Dan diberikan ruang bagi usaha UMKM mandiri. Ini justru peluang juga bagi pariwisata yang masuk di Jembrana," tuntasnya.