Kisah Rifka Dina Aulia, Bocah 7 Tahun Penderita Stunting Butuh Uluran Tangan
- 2 tahun yang lalu
KOMPAS.TV - Seorang bocah berusia 7 tahun di Probolinggo, Jawa Timur terbaring lemah karena menderita gizi buruk dan stunting.
Jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja keluarga dari anak yatim piatu ini kesulitan.
Di saat teman-teman sebayanya tengah belajar dan bermain Rifka Dina Aulia, seorang anak berusia 7 tahun warga Dusun Krajan, Desa Sindetlami, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur ini harus terbaring lemah.
Baca Juga KPK Identifikasi Munculnya Potensi Korupsi di Program Pencegahan Stunting, Ini Hasilnya di https://www.kompas.tv/article/264116/kpk-identifikasi-munculnya-potensi-korupsi-di-program-pencegahan-stunting-ini-hasilnya
Hanya sang nenek dan paman yang menghiburnya dan menjadi tumpuan hidup dina.
Ketiganya tinggal di sebuah rumah semi permanen berdinding kayu usang dengan atap tanpa plafon.
Jika hujan turun dapat dipastikan atap rumah mereka bocor dan dinding tertembus air.
Sebelumnya, bocah ini dilahirkan secara prematur dengan berat hanya 1,1 kilogram.
Sejak saat itu, pertumbuhan Dina semakin memprihatinkan karena mengalami gizi buruk dan stunting.
Cobaan datang bertubi-tubi kepada bocah malang ini, ketika ibunya meninggal dan disusul sang ayah yang juga pergi untuk selama-lamanya beberapa tahun lalu.
Sang nenek dan paman ingin membawa Dina untuk berobat, namun kerap terkendala biaya.
Kartu Indonesia Sehat atau KIS, yang mereka miliki jiga tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Sementara itu, pemerintah desa setempat mengaku sudah berupaya agar dina mendapatkan perawatan medis.
Namun sejauh ini baru bantuan program disabilitas dari dinas.
Karena hidup serba kekurangan, kini keluarga dari bocah dengan gizi buruk ini hanya bisa berharap akan bantuan pemerintah dan dermawan.
Mereka ingin sekali melihat Dina sembuh, tersenyum, bermain, dan bersekolah bersama teman-temannya.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/265029/kisah-rifka-dina-aulia-bocah-7-tahun-penderita-stunting-butuh-uluran-tangan
Jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja keluarga dari anak yatim piatu ini kesulitan.
Di saat teman-teman sebayanya tengah belajar dan bermain Rifka Dina Aulia, seorang anak berusia 7 tahun warga Dusun Krajan, Desa Sindetlami, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur ini harus terbaring lemah.
Baca Juga KPK Identifikasi Munculnya Potensi Korupsi di Program Pencegahan Stunting, Ini Hasilnya di https://www.kompas.tv/article/264116/kpk-identifikasi-munculnya-potensi-korupsi-di-program-pencegahan-stunting-ini-hasilnya
Hanya sang nenek dan paman yang menghiburnya dan menjadi tumpuan hidup dina.
Ketiganya tinggal di sebuah rumah semi permanen berdinding kayu usang dengan atap tanpa plafon.
Jika hujan turun dapat dipastikan atap rumah mereka bocor dan dinding tertembus air.
Sebelumnya, bocah ini dilahirkan secara prematur dengan berat hanya 1,1 kilogram.
Sejak saat itu, pertumbuhan Dina semakin memprihatinkan karena mengalami gizi buruk dan stunting.
Cobaan datang bertubi-tubi kepada bocah malang ini, ketika ibunya meninggal dan disusul sang ayah yang juga pergi untuk selama-lamanya beberapa tahun lalu.
Sang nenek dan paman ingin membawa Dina untuk berobat, namun kerap terkendala biaya.
Kartu Indonesia Sehat atau KIS, yang mereka miliki jiga tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Sementara itu, pemerintah desa setempat mengaku sudah berupaya agar dina mendapatkan perawatan medis.
Namun sejauh ini baru bantuan program disabilitas dari dinas.
Karena hidup serba kekurangan, kini keluarga dari bocah dengan gizi buruk ini hanya bisa berharap akan bantuan pemerintah dan dermawan.
Mereka ingin sekali melihat Dina sembuh, tersenyum, bermain, dan bersekolah bersama teman-temannya.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/265029/kisah-rifka-dina-aulia-bocah-7-tahun-penderita-stunting-butuh-uluran-tangan