Kisah Bakti Wahid ke Ibu, Bocah Usia 8 Tahun Rawat Ibunya yang Lumpuh
- 2 tahun yang lalu
KULON PROGO, KOMPAS.TV - Tanda bakti seseorang anak pada ibunya bisa kita dilihat dari bocah berusia 8 tahun asal Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, Kulonprogo, Yogyakarta.
Muhammad Wahid, bocah kelas 2 sekolah dasar setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah harus membersihkan abu sisa pembakaran di tungku dapur rumahnya agar bisa kembali digunakan untuk memasak esok hari.
Usai mengerjakan pekerjaan dirumah, Wahid harus bergegas menyiapkan perlengkapan belajar untuk ke sekolah.
Tak ada kata lelah atau mengeluh, Wahid begitu tegar mengerjakan semuanya sendiri.
Menempuh jarak sekitar 1,5 km melintasi jalan tanah berbatu persawahan hingga rimbunnya hutan jati Pegunungan Menoreh, itulah perjalanan yang mesti dilewati Wahid setiap berangkat sekolah.
Usai belajar disekolah, Wahid tak bermain dengan teman-temannya melainkan harus bergegas pulang untuk merawat ibu tercinta yang kini hanya bisa terbaring lemah di atas dipan tua di rumah.
Berganti baju sekolah, Wahid langsung mencari bahan makanan dan dimasak untuk disantap ia dan sang ibu.
Keseharian Wahid ini sudah dilakoni sejak wagini menyidap penyakit Myathenia Gravis atau penyakit auto imun dengan ditandai lemahnya otot tubuh akibat gangguan saraf dan otot sejak 2021 lalu.
Sementara itu, sang ayah pergi meninggalkan Wahid sejak usia 1 tahun, kakak Wahid yang berusia 14 tahun juga bekerja di perantauan.
Meski tak lagi bisa beraktifitas, Wagini berharap Wahid bisa melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya untuk bekal putranya dikemudian hari.
Di sekolah, Wahid menjadi siswa yang tergolong penurut, pelajar SD Negeri Banyuroto ini pun dikenal pemalu dan rajin.
Kini Wagini dan Wahid hanya mampu mengandalkan kepedulian dari keluarga, kerabat, dan tetangga.
Sementara itu, untuk kebutuhan lain dan pendidikan Wahid didapat dari bantuan Pemerintah Daerah setempat.
Semangat terus Wahid, semoga tanda baktimu kelak bisa menjadi contoh untuk seluruh anak Indonesia.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/262807/kisah-bakti-wahid-ke-ibu-bocah-usia-8-tahun-rawat-ibunya-yang-lumpuh
Muhammad Wahid, bocah kelas 2 sekolah dasar setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah harus membersihkan abu sisa pembakaran di tungku dapur rumahnya agar bisa kembali digunakan untuk memasak esok hari.
Usai mengerjakan pekerjaan dirumah, Wahid harus bergegas menyiapkan perlengkapan belajar untuk ke sekolah.
Tak ada kata lelah atau mengeluh, Wahid begitu tegar mengerjakan semuanya sendiri.
Menempuh jarak sekitar 1,5 km melintasi jalan tanah berbatu persawahan hingga rimbunnya hutan jati Pegunungan Menoreh, itulah perjalanan yang mesti dilewati Wahid setiap berangkat sekolah.
Usai belajar disekolah, Wahid tak bermain dengan teman-temannya melainkan harus bergegas pulang untuk merawat ibu tercinta yang kini hanya bisa terbaring lemah di atas dipan tua di rumah.
Berganti baju sekolah, Wahid langsung mencari bahan makanan dan dimasak untuk disantap ia dan sang ibu.
Keseharian Wahid ini sudah dilakoni sejak wagini menyidap penyakit Myathenia Gravis atau penyakit auto imun dengan ditandai lemahnya otot tubuh akibat gangguan saraf dan otot sejak 2021 lalu.
Sementara itu, sang ayah pergi meninggalkan Wahid sejak usia 1 tahun, kakak Wahid yang berusia 14 tahun juga bekerja di perantauan.
Meski tak lagi bisa beraktifitas, Wagini berharap Wahid bisa melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya untuk bekal putranya dikemudian hari.
Di sekolah, Wahid menjadi siswa yang tergolong penurut, pelajar SD Negeri Banyuroto ini pun dikenal pemalu dan rajin.
Kini Wagini dan Wahid hanya mampu mengandalkan kepedulian dari keluarga, kerabat, dan tetangga.
Sementara itu, untuk kebutuhan lain dan pendidikan Wahid didapat dari bantuan Pemerintah Daerah setempat.
Semangat terus Wahid, semoga tanda baktimu kelak bisa menjadi contoh untuk seluruh anak Indonesia.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/262807/kisah-bakti-wahid-ke-ibu-bocah-usia-8-tahun-rawat-ibunya-yang-lumpuh