Warga Kampung Bonsai Raup Cuan dari Tanaman Tepi Kali
  • 3 tahun yang lalu
Jember, KompasTV Jawa Timur - Sekelompok warga di Jember, Jawa Timur, merubah kawasan permukimannya menjadi kampung Bonsai. Uniknya, tanaman Bonsai mereka berasal dari tanaman liar bantaran sungai Bedadung yang di kreasikan secara otodidak. Suasana kampung terlihat asri dengan beragam tanaman mini dan lucu.

Seperti inilah suasana lorong perkampungan warga di jalan Bengawan Solo, kecamatan Sumbersari, Jember, Jawa Timur, dipenuhi beragam tanaman Bonsai yang unik dan indah.

Tapi siapa sangka, tanaman Bonsai tersebut berasal dari tanaman liar bantaran sungai Bedadung yang mengalir di kawasan perkampungannya.

Warga mencari tanaman liar diantara bebatuan, bantaran sungai untuk dikreasikan menjadi tanaman kerdil atau Bonsai.

Tanaman pohon Serut, pohon Ileng-Ileng atau Ilalang sungai, Santigi air tawar menjadi favorit mereka karena mudah dibentuk dan banyak ditemukan.

Dengan imajinasi sendiri dan melihat dari youtube, dilengkapi peralatan sederhana seperti alat pemotong kayu, kawat besi berbagai ukuran, mereka merubah tanaman liar tersebut agar menjadi lebih indah.

Kegiatan mereka pada dasarnya keinginan merubah tanaman liar menjadi lebih bernilai ekonomi terutama di masa pandemi Covid-19.

Setidaknya dalam satu bulan puluhan tanaman Bonsai mereka dapat kreasikan bersama sekaligus terjual di kalangan pecinta Bonsai baik di Jember maupun luar kota, dengan kisaran harga antara 200 ribu hingga satu juta rupiah.

Selain dapat menyalurkan ide kreatif ditengah kondisi tidak bekerja akibat pandemi Covid, pemanfaatan tanaman liar berasal dari sungai ternyata mampu menghasilkan pendapatan ekonomi keluarga.

#jember #jatim #bonsai #cantigi #sungai #berburu #tanaman #hias #serut

MEDIA SOSIAL KOMPAS TV JAWA TIMUR :

facebook :https://www.facebook.com/kompastvjatim

instagram :https://www.instagram.com/kompastvjatim

twitter :https://twitter.com/kompastvjatim

Artikel ini bisa dilihat di : https://jatim.kompas.tv/article/218212/warga-kampung-bonsai-raup-cuan-dari-tanaman-tepi-kali
Dianjurkan