NIK Dipakai Orang Lain, Seorang Ibu Rumah Tangga di Surabaya Bingung Tak Bisa Vaksin
- 3 tahun yang lalu
KOMPAS.TV - Di tengah percepatan vaksinasi kasus Nomor Induk Kependudukan atau NIK dipakai orang lain untuk vaksinasi kembali terjadi di Kota Surabaya.
Seorang ibu rumah tangga terkejut, karena mengaku sama sekali belum melakukan vaksinasi.
Ini adalah suasana vaksinasi massal bagi santri, alumni, hingga pengurus Pesantren Suryalaya perwakilan Jawa Timur.
Suasana tegang sempat terjadi pada Kamis (19/08) pagi saat Yati Rohiyati mendapat giliran verifikasi data.
Perempuan paruh baya ini terkejut Nomor Induk Kependudukan miliknya terdata telah dipakai orang lain pada Juli lalu.
Yati Rohiyati pun bingung karena belum pernah vaksinasi, tetapi tercatat sudah memiliki sertifikat vaksin dosis pertama.
Atas pengakuannya, Yati bahkan berani bersumpah.
Petugas di lokasi akhirnya mengambil langkah dengan tetap melakukan vaksinasi dosis pertama pada Yati Rohiyati.
Petugas juga memindahkan nomor induk yang terpakai, kembali ke sertifikat pemiliknya.
Apa yang menimpa Yati bukanlah kasus pertama, jika hal semacam ini terus terjadi tidak sedikit orang yang akan dirugikan.
Apalagi sertifikat vaksin kini jadi syarat berkegiatan di masa pandemi.
Seorang ibu rumah tangga terkejut, karena mengaku sama sekali belum melakukan vaksinasi.
Ini adalah suasana vaksinasi massal bagi santri, alumni, hingga pengurus Pesantren Suryalaya perwakilan Jawa Timur.
Suasana tegang sempat terjadi pada Kamis (19/08) pagi saat Yati Rohiyati mendapat giliran verifikasi data.
Perempuan paruh baya ini terkejut Nomor Induk Kependudukan miliknya terdata telah dipakai orang lain pada Juli lalu.
Yati Rohiyati pun bingung karena belum pernah vaksinasi, tetapi tercatat sudah memiliki sertifikat vaksin dosis pertama.
Atas pengakuannya, Yati bahkan berani bersumpah.
Petugas di lokasi akhirnya mengambil langkah dengan tetap melakukan vaksinasi dosis pertama pada Yati Rohiyati.
Petugas juga memindahkan nomor induk yang terpakai, kembali ke sertifikat pemiliknya.
Apa yang menimpa Yati bukanlah kasus pertama, jika hal semacam ini terus terjadi tidak sedikit orang yang akan dirugikan.
Apalagi sertifikat vaksin kini jadi syarat berkegiatan di masa pandemi.