Mumi Anak Singa Gua di Siberia yang Masih Utuh

  • 3 years ago
SIBERIA / RUSIA — Anak singa gua ini telah tertidur selama ribuan tahun di dalam dinginnya permafrost Siberian Arctic, dan ia masih tampak sama, tidak rusak sama sekali.


Bulunya yang berwarna kuning keemasan layaknya singa modern tertutup oleh lumpur, tapi gigi, kulit, jaringan halus, serta organ-organnya masih utuh.


Peneliti memperkirakan singa betina kecil ini sudah terkubur selama sekitar 28.000 tahun, menurut CNN.


Ia diberi nama Siberian Simba, atau dipanggil Sparta dan ia adalah subjek dari studi baru yang telah diterbitkan pada 4 Agustus lalu di jurnal Quaternary, di mana para ilmuwan meneliti anatomi spesies kucing punah dengan detail, melansir dari Live Science.


Sparta pertama kali ditemukan di tahun 2017 dan 2018 oleh seorang pemburu gading mammoth lokal, Boris Berezhnev, yang menemukan fosilnya di Sungai Semyuelyakh


Sparta sebenarnya satu dari dua bayi singa gua yang ditemukan. Bersama dengan Boris, seekor anak singa gua jantan yang ditemukan hanya 15 meter dari Sparta.


Peneliti awalnya memperkirakan kedua anak singa itu adalah saudara kandung, tapi ternyata menurut studi baru, keduanya memiliki perbedaan usia yaitu sekitar 15.000 tahun.


Boris, anak kedua diketahui berusia 43.448 tahun, menurut penanggalan karbon radio.


Menurut Love Dalen, profesor genetika evolusioner di Center for Palaeogenetics di Stockholm, Swedia sekaligus penulis studi ini menjelaskan bahwa Sparta adalah hewan Zaman Es terawetkan terbaik yang pernah ditemukan dan tidak rusak, meski bulunya sedikit berantakan.


“Ia bahkan punya kumis yang terawetkan,” ujar Dalen kepada CNN.com.


Berbeda dengan tubuh Boris yang sedikit lebih rusak, tapi masih cukup bagus, kata Dalen.


Penelitian menunjukkan bahwa kedua anak singa itu baru berusia 1 atau 2 bulan ketika mereka mati.


Tidak jelas bagaimana mereka mati, tetapi Dalen dan tim penelitinya - yang mencakup ilmuwan Rusia dan Jepang - mengatakan tidak ada tanda-tanda mereka dibunuh oleh predator.


Menurut hasil scan tomografi menunjukkan adanya kerusakan pada tengkorak, dislokasi tulang rusuk dan distorsi lain pada kerangka mereka.


“Mengingat pelestariannya, mereka pasti terkubur dengan sangat cepat. Jadi mungkin mereka mati karena tanah longsor atau jatuh ke celah di lapisan es,” kata Dalen.


Menurut Live Science, singa gua (Panthera spelaea) adalah kerabat dekat singa Afrika modern. Mereka hidup di belahan bumi utara selama zaman es terakhir.


Namun tidak seperti kerabat modern mereka, anak-anak singa dari Zaman Es memiliki lapisan bawah bulu tebal yang panjang , untuk membantu mereka beradaptasi dengan iklim dingin di zaman itu.


SOURCES: Quaternary Journal, CNN
https://www.mdpi.com/2571-550X/4/3/24/htm
https://edition.cnn.com/2021/08/05/world/frozen-cave-lion-cubs-siberia-scn/index.html
https://www.livescience.com/mummified-cave-lion-cubs-ice-age-siberia





Recommended