7 Fakta Perawat EO Suntik Vaksin Kosong di Pluit, Hingga Terancam 1 Tahun Penjara

  • 3 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV Sambil menangis dan tertunduk, perawat di acara vaksinasi massal di Pluit sah menyandang status tersangka.

Tersangka berinisial EO tersebut memohon maaf kepada keluarga korban BLP dan juga memohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia.

Kasus ini berawal pada protesnya ibunda BLP yang merasa anaknya tidak disuntikkan vaksin.
Melainkan jarum suntik kosong tidak terisi cairan vaksin.

Ibu dari bocah laki-laki berinisial BLP itu merasa janggal anaknya disuntik vaksin kosong.
Kemudian ia melaporkan temuannya itu ke kepolisian dan menyerahkan bukti rekaman video.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan setelah adanya pendalaman pada kasus ini, tersangka EO disangkakan Pasal 14 UU No. 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular.

Yusri mengatakan perawat EO tidak memeriksa jarum suntik terlebih dahulu.

"Dia merasa lalai, dia tidak periksa lagi karena mungkin sudah diperiksa tapi kami masih dalami terus yang lain seperti apa," ucap Yusri.

"(Kami) sita barbuk, termasuk satu buah botol vial dan suntikannya, dan ada beberapa alat-alat lain yang biasa dipakai untuk kegiatan vaksinasi kepada masyarakat," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Selasa (10/8/2021).

Pada pernyataan maafnya, EO mengaku hari kejadian ia telah menyuntik lebih dari 500 orang.

"Hari itu saya vaksin 599 orang," ungkap EO

EO dijerat dengan UU Nomor.4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dengan ancaman hukuman 1 tahun penjara.

Video Editor: Lisa


Dianjurkan