Upaya Pedagang Kuliner Bertahan di Masa PPKM Darurat

  • 3 tahun yang lalu
SEMARANG, KOMPAS.TV - Dampak penerapan PPKM Darurat mulai 3 hingga 20 Juli 2021 mendatang mulai dirasakan oleh para pedagang kaki lima. Selain karena jam berjualan dibatasi hingga pukul 20:00 WIB, omset mereka juga turun drastis karena tidak menerima pengunjung makan di tempat dan hanya melayani pesan antar atau melayani pengunjung yang membeli makanan untuk dibawa pulang.

Salah satu pedagang kaki lima yang merasakan dampak dari penerapan PPKM Darurat adalah Arif Fitri Kurnia, pedagang kuliner ala Chinese Food yang sehari-hari berjualan bersama ayahnya di Jalan Brotojoyo, Panggung Kidul, Kota Semarang. Pada hari biasa, warung Arif ini buka mulai pukul 16:30 WIB hingga pukul 23:00 WIB. Namun, saat pemerintah menerapkan PPKM Darurat, warung mereka terpaksa tutup lebih cepat yakni pukul 20:00 WIB.

Berbeda dengan PPKM tahun lalu, PPKM Darurat tahun ini mengharuskan setiap pedagang melayani bungkus atau take away, sehingga para pembeli tidak diperbolehkan makan di tempat. Jam berjualan yang diperpendek membuat pendapatan warung mereka berkurang. Jika hari biasa warung mereka bisa melayani 70 hingga 100 porsi, dimasa PPKM Darurat ini mereka hanya melayani 40 hingga 50 porsi. "Problem kami padagang kaki lima menurut kami yang paling substansial adalah pendapatan itu. Kl dibandingkan PPKM pertama lebih ngeri ini karena pembatasan waktunya kan sampai jam delapan, dulu sampai jam sebelas", kata Arif.

Warung yang ditempati Arif dan ayahnya ini merupakan warung bergiliran. Jika siang hari tempat ini adalah warung nasi rames dengan pemilik yang berbeda, sore harinya baru digunakan oleh Arif dan ayahnya untuk berjualan Chinese food. Itulah alasan mereka mengapa tidak bisa memajukan jam warung untuk buka.

Meski PPKM Darurat dirasa Arif lebih berat, namun Arif yang mengaku belum pernah mendapatkan bantuan sosial covid, tidak mengeluh dan mencoba bertahan. Selain menerima pesanan langsung, warung mereka juga telah terdaftar di aplikasi antar makanan seperti gofood. Selain itu pelangan juga bisa memesan makanan melakui WA, SMS maupun telpon. Pengantaran makanan ia lakukan sendiri dengan menggunakan sepeda motor dengan tambahan biaya Rp. 3000;. Cara inilah yang membuat mereka bertahan dibandingkan warung lain yang tidak menerima layanan pesan melalui online.

#pklterkenadampakppkmdarurat #dampakppkmdarurat #pesanantar