Menjelajah Tanah Nusantara di Museum

  • 3 years ago
Indonesia memang terkenal akan keanekaragamannya bukan hanya soal bahasa dan budaya akan tetapi juga berbagai hal lainnya. Berbagai keanekaragaman yang dimiliki Indonesia mungkin sedikit luput dari perhatian orang banyak seperti keanekaragaman tanah.

Bukti adanya keanekaragaman tanah di bumi Pertiwi ini dapat diketahui melalui Museum Tanah Indonesia yang berlokasi di Jalan Insinyur Haji Djuanda, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Di tempat ini terdapat berbagai macam tanah yang ada di Nusantara mulai Provinsi Aceh hingga Papua.

Sempat vakum selama setahun karena proses renovasi, pada Desember 2017 museum ini sudah dikunjungi kembali oleh masyarakat. Museum Tanah buka sejak pukul 09.00 hingga pukul 16.00 WIB.

Bagi pengunjung yang akan berkunjung ke museum ini tidak akan ada dikenakan biaya retribusi sedikitpun. Sleian itu, pengelola menyediakan lahan parkis yang luas yang membuat nyaman bagi pengunjung yang membawa kendaraan baik motor maupun mobil.

Sesuai namanya, museum ini merupakan sarana edukasi bagi para pelajar maupun masyarakat umum untuk mengenal berbagai jenis, karakter, dan manfaat tanah.

Koordinator Pengelola Museum Tanah, Bambang Winarko menuturkan banyak hal yang bisa didapatkan para pelancong di museum yang memiliki corak bangunan khas kolonial ini. Di antaranya adalah monolith tanah, peta tanah kuno, biodiversitas organisme tanah, diorama ekosistem, soil test kit, dan koleksi-koleksi terkait tanah lainya.

Bambang menjelaskan banyak ragam tanah Nusantara yang ditampilkan. Ragam tanah itu dikemas dalam bentuk sampel yang ditaruh di dalam botol. Ia mengakui sejauh ini koleksi sampel tanah Nusantara belum lengkap. Kendati belum lengkap namun tetap saja ragam tanah disini terlihat banyak sekali.

Selain koleksi tanah, ditempat ini juga terdapat berbagai koleksi bebatuan dimana bebatuan ini dipajang untuk memperlihatkan kepada pengunjung bahwa tanah berasal dari batu yang melapuk setelah melalui berbagai proses.

Untuk diketahui Museum Tanah berada dibawah kepengelolaan Pusat Perpustakaan dan penyebaran teknologi kementerian pertanian. Sejarah singkat Museum ini tidak dapat dipisahkan dari kegiatan penelitian tanah di Indonesia yang dimulai sejak zaman Belanda dengan didirikannya Laboratorium Voor Agrogeologie en Grond Onderzoek atau Laboratorium untuk Perluasan Pengetahuan Tentang Tanah pada tahun 1905.

Tahun 1974, laboratorium tersebut berganti menjadi Lembaga Penelitian Tanah bergabung dalam satu wadah yaitu Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Selang 14 tahun kemudian, tepatnya 29 September 1988 Kementerian Pertanian bekerja sama dengan International Soil Regerence and Information Centre (ISRIC) Wageningen Belanda mendirikan Museum Tanah.