Tradisi Ngaben Keluarga Kerajaan Dengan Prokes Ketat

  • 3 tahun yang lalu
Gianyar, KOMPASTV - Upacara ngaben atau prosesi pembakaran jenasah putra raja klungkung terakhir Cokodra Gde Agung , yang meninggal 30 mei 2020 silam , baru bisa dilaksanakan rabu ini dan sempat tertunda beberapa kali , lantaran menunggu kasus covid-19 mereda .



Dimana pelaksanaan upacara dilakukan dengan sangat sederhana , dan dihadiri oleh keluarga inti dari pihak puri agung klungkung, hal ini lantaran upacara membatasi peserta, dan menghindari kerumunan.



Raja puri agung klungkung , Ida Dalem Smara Putra , mengatakan , prosesi upacara semua disederhanakan , upacara juga diringkaskan serta ukuran dari wadah atau tempat pengusungan jenasah berukuran kecil sehingga mudah diusung saat menuju ke lokasi pembakaran di setra pagesengan klungkung . Untuk menghindari kerumunan , setiap titik ada pergantiang orang , untuk memastikan upacara berjalan taati prokes.




Ketua panitia upacara , Tjokorda Gde Indra Putra mengatakan ada 300 peserta upacara yang sudah dilakukan rapidtes antigen dengan hasil negatif , dan hasilnya tersebut tercatatkan dalam tanda pengenal.




Sementara kapolres klungkung , AKBP Bima Arya Wiyasa , mengaku terus melakukan pemantauan dan penjagaan masyarakat yang hendak hadir mengikuti prosesi upacara yang dilaksanakan . Petugas kepolisian , TNI , SATPOLPP dan petugas bpbd dikerahkan 500 petugas dilapangan.

Almarhum Cokorda Gde Agung , selain anak dari raja klungkung terakhir , Ida Dwagung Oka Geg , sempat menjabat sebagai bupati klungkung periode 1983-1993 , dan meninggal diusia senja .

#beritadaerah #ubud #ngaben

Dianjurkan