Media Sosial, Sasaran Empuk Sebar Hoaks dan Propaganda

  • 3 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan ancaman separatisme dengan menggunakan media sosial bertujuan propaganda untuk memisahkan diri dari NKRI saat ini marak dilakukan.

Aksi separatisme saat ini tidak hanya berupa pemberontakan bersenjata, tetapi sudah berkembang melalui kampanye internasional dengan memanfaatkan media sosial di dunia maya.

Hadi menambahkan, semua yang ada di dunia maya memiliki kelebihan berupa kecepatan dan jangkauan yang lebih cepat, lebih luas, dan lebih mudah.

Dampak yang ditimbulkan di dunia maya baik positif maupun negatif ternyata dapat lebih masif dari dunia nyata.

Hadi menyebut, dengan pengunaan dan jangkauan yang luas, media sosial menjadi media yang efektif untuk melakukan perang informasi ataupun perang psikologi.

Media sosial menjadi sarana empuk untuk menyebarkan berita bohong atau hoaks yang kerap kali menimbulkan masalah.

Dilansir dari Kompas.com yang bekerja sama dengan cek fakta.com, antara Januari hingga 16 November 2020, setidaknyan ada 2.024 hoaks yang tersebar di berbagai media sosial.

Jumlah ini meningkatkat jika dibandingkan pada tahun 2019 lalu yang mencapai 1.221 hoaks.

Dalam perkembangan teknologi digital, tak bisa dipungkiri kecepatan akses informasi dan juga media sosial menjadi sebuah keniscayaan.

Literasi digital mutlak diperlukan untuk menjadi benteng bagi siapapun pengguna teknologi digital agar terrhindar dari dampak negatif yang ditimbulkan.

Dianjurkan