Cairan otak bocor setelah jalani swab test - TomoNews
  • 4 years ago
SOURCES: JAMA Network
https://jamanetwork.com/journals/jamaotolaryngology/fullarticle/2771362?guestAccessKey=9184e6fc-4c1b-4916-aa5d-1ddd30b2bc90&utm_source=For_The_Media&utm_medium=referral&utm_campaign=ftm_links&utm_content=tfl&utm_term=100120

IOWA — Seorang pasien wanita berusia 40-an dari Iowa adalah orang pertama yang diketahui mengalami kebocoran cairan otak setelah menjalani swab test untuk Covid-19.

Kasus medis ini dilaporkan dalam sebuah jurnal di JAMA Otolaryngology Head & Neck Surgery yang dipublikasikan pada 1 Oktober 2020.

Sebelumnya pasien yang tidak diberitahukan identitasnya itu menjalani swab test karena akan menjalani operasi elektif hernia. Tes itu dilakukan menggunakan swab hidung yang mencapai rongga hidung sebagai bentuk tes Covid-19.

Namun setelah itu, hidungnya berair di kedua lubang hidung, lalu ia juga merasakan rasa logam pada mulut, sakit kepala, kekakuan leher, sensitif terhadap cahaya, dan juga muntah.

Dokter kemudian memasukkan tabung fleksibel yang disebut scope ke dalam hidung pasien itu. Mereka menemukan sebuah massa di dalam hidung, tapi itu bukan penyebab kebocorannya.

Wanita itu kemudian menjalani CT scan yang menunjukkan bahwa ia mengalami encephalocele, kondisi langka dimana tulang tengkoraknya tidak menutup sepenuhnya dan biasa ditemukan pada bayi.

Celah pada tengkorak itu membuat cairan serebral dan jaringan otak berkumpul di benjolan yang menonjol. Menurut dokter, swab hidung yang merusak massa di dalam hidung, menyebabkan kebocoran serebrospinal.

Pasien wanita ini juga diketahui pernah menjalani pengangkatan polip hidung 20 tahun sebelumnya.

Setelah masalah utamanya diketahui, dokter segera melakukan operasi untuk mengurangi massa. Untuk menutup celah pada tulang yang memungkinkan terbentuknya tonjolan seperti kantung, mereka menggunakan cangkok kulit jaringan lunak.

"Sepengetahuan kami, ini adalah laporan pertama dari kebocoran CSF iatrogenik setelah usap hidung untuk COVID-19," kata laporan kasus tersebut.

Jurnal ini memunculkan betapa pentingnya sistem health care untuk melatih dokter dan bahkan masyarakat umum untuk melakukan uji swab hidung dan nasofaring dengan aman.

Jurnal juga menyarankan bahwa metode pengujian alternatif diperlukan bagi pasien dengan riwayat masalah sinus atau cacat tengkorak.
Recommended