Apakah Obat Darurat Untuk Pasien Covid-19 Sudah Siap? Ini Selengkapnya

  • 4 tahun yang lalu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah pandemi covid-19, pengembangan obat dan vaksin menuai harapan.

Paling mutakhir, lewat kerjasama dengan perusahaan farmasi India, Hetero, Kalbe Farma akan segera mendistribuksikan obat antivirus redemsivir dengan merek dagang Covifor.

Produk Covifor produksi Hetero, akan didistribusikan oleh Kalbe Farma dan anak perusahaan Hetero di Indonesia, Amarox Pharma Global.

Di India, obat ini diklaim telah terjual lebih dari satu juta dosis, serta telah disuplai ke sejumlah negara di Amerika Latin, Afrika dan Asia.

Menilik laman Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, BPOM, terdapat produk redemsivir dengan merek Covifor, yang didaftarkan oleh Amarox Pharma Global Indonesia.

Nomor registrasi yang diterbitkan oleh BPOM, bertanggal 19 September 2020.

Dalam surat persetujuan BPOM atas produk Covifor, untuk penggunaan obat dalam kondisi darurat, termuat sejumlah pertimbangan.

Di antaranya, Covifor terbatas digunakan dalam kondisi wabah pandemi.

Pemberiannya juga dibatasi untuk pasien covid-19 dewasa dan remaja, yakni usia 12 tahun atau lebih yang memiliki berat badan 40 kilogram atau lebih, dan merupakan pasien covid-19 berkategori berat yang dirawat di rumah sakit.


Awalnya, redemsivir diketahui merupakan obat untuk Virus Ebola, bukan untuk covid-19.

Redemsivir kemudian digunakan untuk covid-19, karena ada indikasi cukup efektif untuk menekan replikasi virus sars-cov-dua. Namun demikian, efektivitasnya masih dalam kajian para peneliti.

Untuk memastikan efektivitas redemsivir sebagai obat antivirus corona, dekan fakultas kedokteran universitas Indonesia, Ari Syahrial Syam menyarankan agar redemsivir dan beragam merek produknya diuji klinis dan dibuatkan protokol mediknya.

Anggota satgas waspada dan siaga covid-19 PB Idi Erlina Burhan menyatakan, redemsivir yang selama ini digunakan di rumah sakit tempatnya bekerja, RSUP persahabatan Jakarta Timur, berasal dari pasokan organisasi kesehatan dunia, WHO.


Dianjurkan