Kemendikbud Siapkan Bantuan Subsidi 9 Triliun untuk Pembelajaran Jarak Jauh

  • 4 tahun yang lalu
KOMPAS.TV - Pemerintah akan memberikan pulsa internet gratis, bagi siswa, guru, mahasiswa, dan dosen.

Kebijakan ini untuk menjawab sulitnya mendapatkan jaringan internet, serta tingginya pengeluaran pembelian pulsa, untuk pembelajaran jarak jauh.

Sudah hampir 5 bulan lebih pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi, pemerintah akhirnya menjawab permasalahan kebutuhan pulsa kuota internet bagi masyarakat.

Pemerintah berjanji memberikan subsidi kuota internet, bagi siswa, guru, mahasiswa, dan dosen, sebesar sembilan triliun rupiah.

Subsidi ini akan diberikan, untuk waktu empat bulan.

Detil subsidi ini mencakup 35 GB per bulan bagi siswa di segala tingkatan.

Lalu guru mendapatkan kuota 42 GB per bulan.

Sementara mahasiswa dan diosen, masing-masing memperoleh 50 GB per bulan.

Sementara itu, wakil ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng, mengakui, keterbatasan anggaran menjadi masalah utama, dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Pemerintah didorong, untuk memberikan solusi yang tepat, terutama untuk wilayah, yang sulit melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

Ketimpangan pembelajaran jarak jauh yang terjadi selama pandemi terutama di daerah tertinggal, tergambar dari studi penilaian cepat yang dilakukan wahana visi Indonesia pada bulan Mei.

Di mana, 68 persen siswa memiliki akses belajar daring atau luring.

Sementara 32 persen siswa tidak memiliki akses sama sekali, dalam pembelajaran jarak jauh.

Ketimpangan fasilitas memang masih menjadi problem utama, saat pembelajaran jarak jauh.

Berdasarkan data kemendikbud tahun 2020, terdapat 31,8 persen daerah, yang belum tersentuh internet.

Sementara 51,8 persen yang tersedia dan dapat menggunakan internet dengan baik.

Ketimpangan fasilitas juga terlihat, dari ketersediaan sarana komputer, laptop, atau tablet.

Di mana 18,2 persen belum tersedia, sedangkan 72,7 persen telah tersedia komputer, laptop, atau table.

Sementara untuk telepon pintar, 15,7 persen belum tersedia, sedangkan 72,7 persen telah tersedia telepon pintar.

Dianjurkan