Tak Dapat Bantuan, Warga Miskin Makan Kluwih
- 4 tahun yang lalu
JEMBER, KOMPAS.TV Seorang warga miskin di Kabupaten Jember Jawa Timur menyambung hidup dengan makan buah kluwih yang jatuh dari pohon. Program bantuan pemerintah di masa pandemi Covid-19 tak pernah dia dapatkan.
Warga tersebut bernama Triyata, tinggal di Lingkungan Kebon Indah Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
Ia mengaku belum mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah di masa pandemi Covid-19. Untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari, ia bersama tiga orang anaknya mengandalkan jatuhnya buah kluwih, yang tumbuh di depan rumah kontrakannya.
Buah kluwih selanjutnya dimasak dan dimakan bersama ketiga anaknya. Tak jarang buah kluwih direbus dan diberi garam, lalu dimakan dengan nasi karak atau nasi aking. Hal ini dilakukan saat tidak ada minyak goreng dan beras.
Triyata mengaku menderita stroke sehingga tak bisa bekerja lagi. Sedangkan suaminya merantau ke Pulau Kalimantan dan hanya sesekali mengirimkan uang dengan jumlah 500 ribu rupiah.
Sejumlah tetangga yang prihatin memberikan bantuan sekedarnya dan tak bisa berbuat banyak. Salah satu tetangga, bernama Fitria Handayani mengaku sering melihat ibu Triyata menjual harta benda, seperti perabotan rumah tangga, demi mendapatkan uang untuk digunakan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Warga berharap bantuan pemerintah yang selama ini diprogramkan untuk warga miskin di saat pandemi Covid-19 segera direalisasikan agar dapat meringakan beban hidup Triyata.
#WargaMiskin #MakanKluwih #BantuanPemerintah
Warga tersebut bernama Triyata, tinggal di Lingkungan Kebon Indah Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
Ia mengaku belum mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah di masa pandemi Covid-19. Untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari, ia bersama tiga orang anaknya mengandalkan jatuhnya buah kluwih, yang tumbuh di depan rumah kontrakannya.
Buah kluwih selanjutnya dimasak dan dimakan bersama ketiga anaknya. Tak jarang buah kluwih direbus dan diberi garam, lalu dimakan dengan nasi karak atau nasi aking. Hal ini dilakukan saat tidak ada minyak goreng dan beras.
Triyata mengaku menderita stroke sehingga tak bisa bekerja lagi. Sedangkan suaminya merantau ke Pulau Kalimantan dan hanya sesekali mengirimkan uang dengan jumlah 500 ribu rupiah.
Sejumlah tetangga yang prihatin memberikan bantuan sekedarnya dan tak bisa berbuat banyak. Salah satu tetangga, bernama Fitria Handayani mengaku sering melihat ibu Triyata menjual harta benda, seperti perabotan rumah tangga, demi mendapatkan uang untuk digunakan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Warga berharap bantuan pemerintah yang selama ini diprogramkan untuk warga miskin di saat pandemi Covid-19 segera direalisasikan agar dapat meringakan beban hidup Triyata.
#WargaMiskin #MakanKluwih #BantuanPemerintah