Profil Raden Dewi Sartika - Pendiri Sekolah Isteri dan Pahlawan Nasional

  • 5 tahun yang lalu
TRIBUN-VIDEO.COM – Raden Dewi Sartika lahir di Bandung pada 4 Desember 1884 sebagai keturunan priyayi Sunda.

Ayahnya, Raden Somanegara adalah seorang patih di Bandung, sebelum akhirnya ia bersama istrinya, Raden Ayu Rajapermas dibuang ke Ternate karena menentang pemerintah kolonial Belanda.

Selama masa pembuangan orangtuanya, Dewi Sartika dititipkan kepada pamannya, Patih Arya Cicalengka.

Sang ayah akhirnya meninggal di tempat pembuangan.

Dewi Sartika mengenyam pendidikan dasar di Sekolah Rakyat di Cicalengka. Sepulang sekolah, ia mengajak beberapa orang gadis anak pelayan dan pegawai rendahan pamannya untuk bermain sekolah-sekolahan.

Dewi Sartika berperan sebagai guru, sedangkan anak-anak gadis lainnya menjadi muridnya.

Mereka bermain sekolah-sekolahan di belakang dapur rumah paman Dewi Sartika. Mereka menggunakan papan bilik kendang kereta, genteng, dan arang sebagai media pembelajaran.

Dewi Sartika mengajari anak-anak gadis itu membaca, menulis, dan berhitung.

Hasilnya, ketika Dewi Sartika baru berumur sekitar 10 tahun, Cicalengka digemparkan dengan kemampuan baca tulis anak-anak pembantu kepatihan.

Anak-anak gadis itu juga dapat mengucapkan beberapa patah kata dalam Bahasa Belanda.

Hal itu sangat mengherankan karena pada masa itu masih sangat jarang anak-anak, apalagi dari kalangan rakyat jelata memiliki kemampuan seperti itu.

Ketika Dewi Sartika berusia 15 tahun, ibunya pulang dari tempat pembuangan. Dewi Sartika pun kembali tinggal di bandung bersama ibunya. (1)

Dewi Sartika menikah pada tahun 1906 dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata.

Suaminya ternyata memiliki visi dan misi yang sama dengan Dewi Sartika di dunia Pendidikan. Perannya dalam membantu Dewi Sartika dalam mendirikan dan mengelola sekolah juga sangat besar.

Dari perkawinan itu, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Raden Atot Suriawinata