Penjelasan ilmiah jika Gunung Agung meletus - TomoNews

  • 7 years ago
DENPASAR, INDONESIA — Gunung Agung Bali bisa meletus kapan saja, tapi jika memang demikian, akan seperti apa letusannya?

Pulau Bali di Indonesia adalah rumah bagi sekitar 4,2 juta orang. Pihak berwenang telah mengevakuasi sekitar 75.000 orang di zona bahaya di sekitar gunung Agung.

30 mil barat daya itu adalah ibukota pulau Bali yakni Denpasar, serta bandara Ngurah Rai yang selalu sibuk. Gunung berapi telah diam selama hampir lima dekade, namun minggu lalu 700 getaran terdeteksi dalam satu hari.

Pakar, begitu pula pemerintah Indonesia percaya ini menjadi pertanda bahwa Gunung Agung siap meletus. Jika meletus, arus yang dihasilkan dari gas super-panas, yang dikenal sebagai aliran piroklastik akan menimbulkan bahaya bagi siapa pun di dekatnya.

Gas itu dikatakan sebagai salah satu ancaman paling mematikan dari potensi letusan. Gas terdiri dari bahan vulkanik seperti abu dan batuan dan bisa menempuh perjalanan hingga 450 mil per jam.

Gunung Agung memiliki tinggi lebih dari 3.100 meter. Itu lebih dari 4 kali ukuran gedung tertinggi di dunia Burj Khalifa. Namun, awan abu yang dihasilkan dari letusan tersebut bisa meluas sampai ketinggian 10.000 m atau lebih tinggi.

Letusan ini tidak hanya akan menciptakan kekacauan dan bahaya bagi penerbangan di dan sekitar Bali, Indonesia dan negara-negara terdekat lainnya. Letusan dalam skala ini bisa menimbulkan masalah besar bagi pesawat terbang.

Awan abu vulkanik juga terdiri dari pecahan batu kecil, yang dikenal sebagai tephra. Ketika tephra tersedot ke mesin jet pesawat terbang, abu ini akan membekukan dan menggabungkannya, dan menghentikan baling-baling untuk bergerak yang berakibat pada kegagalan mesin.

Terakhir kali Gunung Agung meletus yaitu di tahun 1963, dan bencana yang diakibatkannya menewaskan lebih dari 1.000 orang.

Recommended