Proyek Hotel Trump di Bali bersama Hary Tanoesodibjo menimbulkan banyak kontroversi - TomoNews

  • 7 years ago
BALI / INDONESIA — Senin 3 Juli lalu, stasiun TV asal Australia ABC menayangkan hasil investigasinya tentang kontroversi proyek pembangunan hotel bintang 6 Donald Trump di Bali. Diketahui hotel milik Trump tersebut akan dibangun di atas lahan bekas hotel bintang 5 milik Perusahaan Bakrie yang bernama Pan Pacific Nirwana Bali.

Di tahun 2013, bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo membeli resor dari Grup Bakrie, dan Hary bekerja sama dengan perusahaan investasi milik Trump untuk membangun kembali resor tersebut dengan terinspirasi dengan kemewahan properti milik Trump. Direncanakan pembangunan ini akan dimulai di tahun 2018.

Dikatakan bahwa hotelnya akan besar dan langsung menghadap ke Tanah Lot, salah satu pura yang selalu dilindungi oleh masyarakat Bali sejak dulu. Tapi belum diketahui akan setinggi apa hotel baru Trump nanti. Karena ada peraturan daerah di Bali yang melarang bangunan lebih tinggi dari pohon kelapa, atau lebih dari 15 meter.

Dalam tayangan tersebut juga diceritakan sejarah tanah yang dibangun oleh Grup Bakrie untuk mendirikan hotel Pan Pacific sebelumnya adalah tanah adat. Di pertengahan tahun 90-an, di rezim Soeharto, sang pemilik tanah dipaksa untuk melepaskan tanah adatnya melalui tentara dengan alasan untuk proyek pemerintahan.

Sebenarnya sang pemilik tidak mau melepas tanahnya, dan bersama warga lain berjuang untuk menyelamatkan Tanah Lot. Namun mereka terus mendapatkan intimidasi. Akhirnya tanah adat mereka ditutup akses. Tanah yang awalnya dikatakan akan dibuat untuk proyek pemerintah ternyata dijual ke Grup Bakrie, rekanan Soeharto.

Hingga saat ini tanah yang berada di sekitar proyek Hotel Trump tersebut masih diperjuangkan. MNC sudah membeli tanah sekitar hotel Pan Pacific untuk memperluas area, tapi warga lokal tidak tertarik menjualnya.

Dikatakan pada ABC, warga menolak menjual tanahnya karena pihak developer menawarkan harga terlalu rendah. Kita tunggu bagaimana perkembangan dari proyek gabungan antara Donald Trump dan Hary Tanoesoedibjo.

Recommended