Rodrigo Duterte - Akhir sebuah zaman - Tomonews
- 7 years ago
RODRIGO DUTERTE: AKHIR SEBUAH ZAMAN
Bagaimana Duterte akan berakhir?
Download Aplikasi terfavorit kami di link berikut ini, sekarang juga! https://goo.gl/1pHjTA
Lebih dari 7.000 orang telah tewas sejak Presiden Filipina Rodrigo Duterte menjabat pada bulan Juni lalu dan menyatakan perang habis-habisan pada pengguna narkoba dan pengedar narkoba.
Tetapi kapankah hal itu akan berakhir, dan bagaimana caranya?
Ini adalah masa depan. Perang brutal Filipina terhadap narkoba masih berlangsung tanpa akhir yang terlihat.
Kehidupan di negara suram dan pendukung setia Duterte telah mulai jadi gelisah dan kecewa.
Tapi bukannya mengatasi frustrasi para anggota konstitusinya, Duterte malah mencari dukungan militer. Ia telah mengunjungi kamp dan berhubungan dengan tentara-tentara...
... seolah-olah ia tahu apa yang akan terjadi.
Dengan begitu banyaknya warga Filipina yang tidak puas, protes massa meledak di seluruh ibu kota,
dan segera, sebuah kudeta untuk akhirnya menggulingkan Presiden.
Tetapi selagi musuhnya menyerbu Istana Presiden, pria yang mereka cari tidak terlihat.
Rodrigo Duterte mundur ke Davao di Selatan, ke kursi kekuasannya yang sebenarnya.
Dia memerintah dari kota kelahirannya tercinta, dikelilingi dan didukung oleh pasukan yang setia dan sekutu-sekutu lama yang kuat.
Akhir dari permainan nya adalah kemerdekaan, pemisahan diri dari sisa negara.
Duterte memiliki visi dan itu adalah: Republik independen di Selatan, dikendalikan oleh dirinya sendiri.
Bagaimana Duterte akan berakhir?
Download Aplikasi terfavorit kami di link berikut ini, sekarang juga! https://goo.gl/1pHjTA
Lebih dari 7.000 orang telah tewas sejak Presiden Filipina Rodrigo Duterte menjabat pada bulan Juni lalu dan menyatakan perang habis-habisan pada pengguna narkoba dan pengedar narkoba.
Tetapi kapankah hal itu akan berakhir, dan bagaimana caranya?
Ini adalah masa depan. Perang brutal Filipina terhadap narkoba masih berlangsung tanpa akhir yang terlihat.
Kehidupan di negara suram dan pendukung setia Duterte telah mulai jadi gelisah dan kecewa.
Tapi bukannya mengatasi frustrasi para anggota konstitusinya, Duterte malah mencari dukungan militer. Ia telah mengunjungi kamp dan berhubungan dengan tentara-tentara...
... seolah-olah ia tahu apa yang akan terjadi.
Dengan begitu banyaknya warga Filipina yang tidak puas, protes massa meledak di seluruh ibu kota,
dan segera, sebuah kudeta untuk akhirnya menggulingkan Presiden.
Tetapi selagi musuhnya menyerbu Istana Presiden, pria yang mereka cari tidak terlihat.
Rodrigo Duterte mundur ke Davao di Selatan, ke kursi kekuasannya yang sebenarnya.
Dia memerintah dari kota kelahirannya tercinta, dikelilingi dan didukung oleh pasukan yang setia dan sekutu-sekutu lama yang kuat.
Akhir dari permainan nya adalah kemerdekaan, pemisahan diri dari sisa negara.
Duterte memiliki visi dan itu adalah: Republik independen di Selatan, dikendalikan oleh dirinya sendiri.